Kinerja Emiten Rumah Sakit Tertekan, Berikut Prospeknya



KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Sejumlah emiten rumah sakit mencatatkan penurunan kinerja sepanjang semester pertama tahun ini.

Pertama ada PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) yang menorehkan penyusutan pendapatan sebesar 24,91% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 2,32 triliun. Sejalan dengan itu, laba bersih Rumah Sakit Hermina anjlok 232,33% menjadi Rp 164,38 miliar.

PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) juga membukukan penyusutan 13,03% pendapatan menjadi sebesar Rp 2,07 triliun. Dari segi bottom line, laba bersih MIKA turun 13,98% yoy menjadi Rp 529,76 miliar.


Selanjutnya, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) juga mencatatkan pendapatan sebesar Rp 637,91 miliar atau turun tipis 1,54% menjadi Rp 647,89 miliar.

Baca Juga: Dikabarkan Akan Tingkatkan Kepemilikan Saham SILO, Simak Rekomendasi Saham LPKR

Laba bersih SAME sebelum penyesuaian merging entities yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencatatkan rugi bersih Rp 24,76 miliar. Semester I 2021, SAME membukukan laba Rp 87,89 miliar.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, pelemahan kinerja emiten rumah sakit karena adanya base yang tinggi dari tahun lalu.

Nico bilang, emiten rumah sakit cukup ekspansif membangun lebih banyak rumah sakit, sehingga biaya yang dikeluarkan meningkat.

Di lain sisi, transformasi bisnis dari konvensional menjadi digital selama pandemi kemarin telah mendorong perubahan berobat bagi pasien. Dimana, mereka yang memiliki sakit ringan hingga sedang lebih nyaman untuk berobat melalui aplikasi digital ketimbang datang ke Rumah Sakit.

Oleh sebab itu, menurut Nico, emiten sektor rumah sakit harus mulai melakukan integrasi digital agar tidak ketinggalan dengan pengobatan berbasis aplikasi.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Ciputra Development (CTRA) yang Punya Kinerja Mumpuni

Secara terpisah, Analis Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menyatakan, penurunan kinerja emiten rumah sakit disebabkan menyusutnya segmen rawat inap dan rawat jalan.

Hal ini dikarenakan sudah terkendalinya kasus covid-19 yang menyebabkan Bad Occupancy Ratio (BOR) menjadi berkurang. Andhika memprediksi kinerja emiten rumah sakit akan stagnan pada paruh ke dua tahun ini.

 
HEAL Chart by TradingView

Selain sektor rumah sakit, menurut Andhika kinerja emiten sektor ritel juga berpotensi menurun. Di tengah tingginya inflasi dan potensi kenaikan suku bunga oleh BI di sisa semester 2 ini akan berdampak menurunnya daya beli masyarakat. Sehingga, sektor ritel akan terdampak oleh menurunnya daya beli dan masyarakat akan lebih mementingkan kebutuhan primer.

Baca Juga: Emiten Rumah Sakit dan Farmasi Bersiap Merespons Cacar Monyet, Cek Prospek Sahamnya

Nico memandang beberapa sektor lainnya juga berpotensi mengalami penurunan kinerja seperti sektor properti dan teknologi yang cukup terdampak dengan kenaikan suku bunga.

Demikian juga tantangan untuk sektor transportasi yang berpotensi terganggu jika BBM dinaikkan. "Jadi harus hati-hati, karena ini dapat jadi tekanan pasar yang diperkirakan akan dimulai pada kuartal ketiga dan keempat mendatang," ujar Nico pada Kontan, Minggu (28/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli