KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (
DSSA) mencatat penurunan pendapatan dan laba bersih sepanjang tahun 2023. Kinerja emiten dari grup konglomerasi Sinar Mas yang bergelut di sektor energi dan infrastruktur ini terpangkas oleh penurunan harga batubara. DSSA meraup pendapatan usaha sebesar US$ 5,01 miliar pada tahun 2023. Jumlah ini merosot 15,8% dibandingkan pendapatan DSSA tahun 2022 yang kala itu mencapai US$ 5,95 miliar. Merujuk keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (20/4), merosotnya pendapatan DSSA tahun 2023 terutama disebabkan penurunan pendapatan dari bisnis batubara. "Karena penurunan harga jual rata-rata batubara," ungkap manajemen DSSA dalam materi paparan publik.
Dalam laporan keuangan DSSA, segmen pertambangan dan perdagangan batubara menjadi sumber utama pendapatan usaha. Sepanjang tahun 2023, DSSA meraup US$ 4,67 miliar dari segmen ini, atau setara dengan 93,21% dari total pendapatan usaha DSSA.
Baca Juga: Tren Harga Batubara Bisa Makin Panas Mengekor Eskalasi Perang Iran-Israel Jika dibandingkan secara tahunan (YoY), pendapatan DSSA dari pertambangan dan perdagangan batubara turun 17,78% ketimbang tahun 2022 yang kala itu menyentuh US$ 5,68 miliar. Adapun, segmen batubara DSSA bersumber dari Grup PT Golden Energy Mines Tbk (
GEMS) dan PT Bumi Kencana Eka Sejahtera. Selain dari segmen batubara, pendapatan usaha DSSA pada tahun 2023 didapat dari segmen perdagangan bersih senilai US$ 208,21 juta. Kemudian dari penyediaan TV kabel dan internet sebesar US$ 92 juta, penyediaan tenaga uap dan listrik US$ 40,22 juta, serta dari segmen lain-lain senilai US$ 797.674. Jika dirinci, distribusi pendapatan DSSA tahun buku 2023 didominasi oleh pertambangan dan perdagangan batubara sebesar 93,2%. Dari segmen perdagangan pupuk dan bahan kimia sebanyak 4,2%, multimedia sebesar 1,8%, penyediaan tenaga listrik dan uap 0,8% dan sisanya dari segmen lain-lain.
Baca Juga: Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Akan Rilis Surat Utang Rp 7 Triliun Sejalan dengan penurunan pendapatan usaha, beban pokok penjualan DSSA ikut terpangkas sebanyak 11,17% menjadi US$ 2,94 miliar pada tahun 2023. Hasil ini membuat DSSA mengantongi laba kotor sebesar US$ 2,07 miliar, atau turun 21,29% secara YoY. Jumlah beban usaha DSSA ikut menciut sebanyak 5,04% (YoY) menjadi US$ 817,47 juta. Membawa DSSA meraup laba usaha sebesar US$ 1,25 miliar, anjlok 29,37% dibandingkan laba usaha US$ 1,77 miliar pada 2022. Setelah dijumlah dengan beban lain-lain dan beban pajak, DSSA membukukan laba tahun berjalan senilai US$ 865,31 juta. Jumlah ini merosot 33,34% dibandingkan laba tahun berjalan 2022 sebesar US$ 1,29 miliar. Secara
bottom line, DSSA meraih laba bersih senilai US$ 426,17 juta pada tahun 2023. Anjlok 27,75% dibandingkan laba tahun berjalan yang teratribusikan pada pemilik entitas induk DSSA pada tahun 2022 yang kala itu mencapai US$ 589,89 juta.
Baca Juga: Produksi Batubara Dipacu, Ini Produsen Batubara Terbesar di Indonesia Hingga 31 Desember 2023, DSSA memiliki total aset sejumlah US$ 3,06 miliar atau turun 52,85% dibandingkan jumlah aset tahun 2022. Jumlah liabilitas dan ekuitas DSSA juga mengalami penurunan. Per 31 Desember 2023, jumlah liabilitas DSSA tercatat sebesar US$ 1,34 miliar, turun 60,93% (YoY). Sedangkan jumlah ekuitas DSSA sebesar US$ 1,72 miliar, atau mengalami penurunan 43,60% (YoY). DSSA memiliki kas dan setara kas akhir tahun 2023 senilai US$ 617,32 juta, menurun 43,08% (YoY) dibandingkan posisi US$ 1,08 miliar pada akhir tahun 2022.
Dari sisi rasio keuangan, tercatat rasio lancar DSSA meningkat dari 135,8% pada 2022 menjadi 167,5% pada tahun 2023. Sedangkan rasio liabilitas terhadap ekuitas merosot dari 112,5% menjadi 78,1%, begitu juga dengan rasio liabilitas terhadap aset yang turun dari 52,9% menjadi 43,9%. Sementara itu, margin laba kotor DSSA turun dari 44,3% pada 2022 menjadi 41,3% pada tahun 2023. Dengan hasil kinerja ini, laba bersih per saham dasar diatribusikan kepada pemilik entitas induk DSSA ikut merosot, dari posisi US$ 0,77 menjadi US$ 0,59 pada tahun 2023. Dari sisi pergerakan saham, hingga perdagangan Jumat (19/4) DSSA masih parkir di level harga Rp 123.000 per saham. Secara
year to date, harga saham DSSA telah mengakumulasi kenaikan sebanyak 53,75%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati