KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten teknologi diprediksi akan pulih di tahun 2024. Pemerintah menargetkan ekonomi digital di Indonesia bisa tumbuh mencapai US$ 800 miliar di tahun 2030. Pada tahun 2030, potensi ekonomi digital di kawasan ASEAN diproyeksikan mencapai US$ 2 triliun. Dari total tersebut, pemerintah menargetkan sebanyak 30%-40% transaksinya berasal dari Indonesia. Hal itu membuat pemerintah pun meluncurkan Buku Putih Pengembangan Ekonomi Digital 2023 sebagai salah satu langkah untuk menyambut potensi tersebut.
Analis Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer mengatakan, hal tersebut menjadi salah satu satu katalis positif bagi sektor teknologi.
Baca Juga: Dukung Percepatan Bisnis di Era Transformasi Digital, Stratus & Awanio Berkolaborasi “Namun, perlu adanya perbaikan pada sisi bottom line perusahaan teknologi tersebut,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (7/12). Ke depannya, jika hal tersebut bisa berjalan, dengan semestinya ekonomi digital nanti akan berkontribusi cukup signifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Forecasting Kontribusi ekonomi digital ke GDP indonesia sekitar 15%-20%,” tuturnya. Salah satu emiten teknologi yang tengah menjadi perhatian adalah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang dikabarkan telah mencapai kesepakatan dengan TikTok. Kesepakatan itu untuk berinvestasi di salah satu unit Grup GoTo dalam layanan belanja online. Miftahul melihat, saham GOTO sudah melesat hingga 18,95% dalam sepekan terakhir, sedangkan sebulan terakhir saham GOTO sudah terbang 48,68%. “GOTO kembali melesat terjadi, karena ekspektasi pasar bahwa era suku bunga tinggi akan berakhir setidaknya pada pertengahan tahun depan,” paparnya. Ketika era suku bunga tinggi berakhir, maka sektor teknologi cenderung diuntungkan. Di mana dengan rendahnya tingkat suku bunga, maka perusahaan-perusahaan teknologi akan lebih leluasa untuk melakukan ekspansi.
Baca Juga: Meningkatkan Kesejahteraan Anak: Peran APBN Indonesia “Di sisi lain potensi kerjasama antara 2 raksasa e-commerce dan social media tersebut kami nilai dapat menciptakan market capitalism yang sangat kokoh dalam industri digital,” ungkapnya.
GOTO juga dilihat Miftahul sebagai salah satu saham teknologi yang paling berpotensi untuk memanfaatkan peluang tersebut. “Saham GOTO dengan gross transaction value (GTV) cukup, yaitu masih 2% - 3% dari GDP Indonesia dengan upside potensial,” tuturnya. Miftahul merekomendasikan trading buy untuk saham GOTO dengan di kisaran harga Rp 120 - Rp 130 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi