KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor telekomunikasi diproyeksi bisa memulihkan pertumbuhan kinerja pada tahun 2025 dengan sejumlah strategi bisnis, termasuk fokus ke Pita Lebar Tetap atau kerap dikenal Fixed Broadband (BB). Adapun emiten penghuni sektor telekomunikasi adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Indosat Tbk (ISAT). Analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margonis dalam riset 2 Desember mengatakan para emiten tersebut dapat memanfaatkan pasar captive dan infrastruktur yang ada untuk mengamankan lalu lintas.
TLKM Chart by TradingView Terkait AI, Niko memperkirakan penggunaannya akan semakin signifikan, sehingga memicu efek berantai seiring meningkatnya kesadaran terhadap produktivitas SaaS dari tahun anggaran 2024 hingga 2025. "Kami berharap BUMN dan UKM dapat mempercepat investasi TIK mereka untuk memperkuat infrastruktur dan mendukung penerapan aplikasi AI," jelas Niko. Baca Juga: Kinerja Emiten Telco Diproyeksi Positif, Cek Rekomendasi Saham TLKM, ISAT dan EXCL Adapun saat ini ISAT mengambil posisi terdepan dalam teknologi AI, emiten ini juga berkomitmen mengalokasikan belanja modal sebesar US$2-3 miliar melalui kemitraan dengan BDx. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas mengatakan, tren kenaikan produk fixed broadband dan margin yang tinggi menjadi katalis mendorong kinerja di sektor ini. "Saat ini penetrasi diproduk ini masih sekitar 27% dan diperkirakan terus meningkat seiring permintaan pasar yang mengutamakan kestabilan jaringan," katanya Kepada KONTAN, Jumat (6/12). Ia juga menambahkan, tren penurunan suku bunga nantinya bakal menjadi penopang krena akan mengurangi beban bunga perusahaan. Di sisi lain juga meningkatkan ekonomi, yang pada gilirannya meningkat permintaan dan konsumsi masyarakat. Baca Juga: Cek Rekomendasi Sahamnya untuk ISAT, EXCL, dan TLKM Namun sektor ini masih punya tantangan seperti persaingan yang ketat terkait perang harga, hingga regulasi. Sebab sektor telekomunikasi memerlukan inovasi dan efisiensi. Analis Ciptadana Sekuritas, Gani, dalam riset 19 November 2024 menjelaskan bahwa sektor ini telah menghadapi tahun yang penuh tantangan pada 2024 dengan tren pendapatan seluler yang lemah di seluruh industri. "Perusahaan telekomunikasi mengaitkan pelemahan tersebut dengan musim industri, daya beli yang lemah, dan persaingan yang lebih ketat," jelas Gani. Editor: Noverius Laoli