Kinerja Erajaya Didukung Pemulihan Daya Beli, Berikut Rekomendasi Saham ERAA



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pulihnya daya beli masyarakat jadi katalis positif bagi PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). Emiten peritel barang elektronik ini juga rajin diversifikasi di luar bisnis penjualan smartphone yang merupakan tumpuan bisnis.

Analis Reliance Sekuritas Lukman Hakim melihat daya beli masyarakat kembali tangguh pasca pemulihan covid-19 yang disertai adanya kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP). Tantangan kenaikan inflasi juga sudah menunjukkan perbaikan, baik dari dalam negeri maupun secara global.

Dalam tiga bulan pertama tahun ini, ERAA berhasil membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 29% year on year (YoY) menjadi Rp 14,8 triliun. Sementara, laba bersih tercatat sebesar Rp 235 miliar yang turun 20,2% YoY terutama karena margin yang menyempit akibat dari kenaikan beban.


Menurut Lukman, ERAA berpotensi membukukan laba yang lebih baik pada kuartal kedua 2023 sejalan dengan adanya momentum hari raya lebaran. Segmen telepon selular & tablet masih akan menjadi kontribusi terbesar ERAA.

Baca Juga: Laba Erajaya Swasembada (ERAA) Merosot 20% di Kuartal I, Cermati Rekomendasi Analis

“ERAA berpotensi membukukan peningkatan laba dengan memaksimalkan layanan di kuartal kedua tahun ini,” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Kamis (11/5).

Lukman melihat permintaan domestik bagi produk-produk ERAA akan tetap solid di tahun 2023. Hal itu karena perekonomian kembali berputar dengan diadakannya berbagai ajang internasional maupun tingkat nasional.

Guna menangkap peluang tersebut, Erajaya di tahun ini juga terus melakukan ekspansi dengan berencana membuka 600 gerai baru untuk meningkatkan pangsa pasar (market share) dan distribusi yang lebih baik. Sementara, Lukman menilai langkah diversifikasi ERAA pada sektor selain penjualan gawai belum memberikan kontribusi yang cukup besar di tahun ini.

Analis Sinarmas Sekuritas Arief Machrus melihat bahwa langkah diversifikasi ERAA memang untuk memperkuat margin ke depan. Strategi vertikal ERAA melalui segmen bisnis Erajaya Active Lifestyle, Erajaya Food & Nourishment dan Erajaya Beauty & Wellness, dapat memperkuat dan meningkatkan margin ke depan secara bertahap.

ERAA terus berlanjut untuk terjun ke bisnis non-smartphone setelah membuka toko obat (Wellings) dan toko pakaian olahraga (ASICS) pada semester kedua tahun 2022. Pada Desember 2022, ERAA memiliki total 64 toko gaya hidup aktif, 69 toko makanan & gizi, serta 47 toko kecantikan & kesehatan.

Sebagai catatan, kontribusi vertikal bisnis gaya hidup aktif telah tumbuh 6,2%, sementara makanan & nutrisi dan kontribusi dari kecantikan & kesehatan masih rendah, masing-masing sekitar 1,2% dan 0,5% di tahun 2022.

ERAA mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 13,8% YoY menjadi Rp 49,5 triliun pada tahun 2022 yang utamanya masih ditopang penjualan smartphone. Sementara perolehan laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1 triliun.

Sinarmas Sekuritas menyatakan bullish pada ERAA karena diversifikasinya untuk bermitra ke segmen menengah atas bersama JD Sports, lalu segmen lainnya seperti Erablue, Paris Baguette, Grand Lucky, Face Shop dan Wellings. Langkah tersebut diperkirakan akan memperkuat margin di tahun-tahun mendatang.

Baca Juga: Jadi Indeks Paling Jeblok di BEI, Intip Rekomendasi Saham Sektor Energi

Dari sisi harga saham, Arief melihat ERAA merupakan pengecer kelas atas dengan harga termurah. Bahkan meskipun ERAA diperdagangkan pada Price Earning Ratio (PER) 8.2 kali P/E, ERAA masih tergolong murah dibandingkan peritel kelas atas yang bernilai lebih dari 10 kali PER.

“Kenaikan harga saham ERAA di sepanjang tahun ini belum sepenuhnya menghargai dominasi Erajaya di pasar smartphone Indonesia,” tulis Arief dalam riset tanggal 17 April 2023.

Arief merekomendasikan buy untuk ERAA dengan target harga sebesar Rp 650 per saham. Sedangkan, Lukman menyarankan buy dengan target harga di Rp 590 per saham. 

 
ERAA Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi