KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) diramal akan mencatatkan perbaikan kinerja pada kuartal IV-2021 dibanding kuartal sebelumnya. Hal ini seiring dengan turut membaiknya mobilitas masyarakat. Analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya dalam risetnya pada 26 November menuliskan, sepanjang November kemarin, rata-rata tingkat mobilitas masyarakat telah mencapai 1,6% di atas level normal. Sementara pada bulan Oktober juga sudah berada 0,7% di atas level normal. “Sejalan dengan hal ini, kami memperkirakan kinerja ERAA juga akan meningkat, sejalan dengan pulihnya
traffic konsumen ke gerai
offline stores dan jam operasional gerai yang lebih panjang,” tulis Rendy dalam risetnya.
Hal ini berbanding terbalik dengan kinerja ERAA pada kuartal III-2021 yang justru tertekan secara kuartalan. Pasalnya, pemberlakuan PPKM Darurat dan PPKM yang ketat telah menekan tingkat rata-rata mobilitas masyarakat dan berimbas negatif pada kinerja ERAA. Rendy mencatat, rata-rata tingkat mobilitas masyarakat pada periode tersebut berada di 10,8% di bawah level normal.
Baca Juga: Saham bank kecil dinilai masih menarik untuk dirilik, begini rekomendasi analis Asal tahu saja, pada kuartal III-2021, perolehan pendapatan ERAA sebesar Rp 9,8 triliun atau turun 6,5% secara kuartalan. Selain itu, margin laba kotor emiten ritel ini juga turun dari 9,4% pada kuartal II-2021 menjadi 8,5% di kuartal III-2021. Alhasil, laba bersih ERAA pada kuartal tersebut hanya Rp 161 miliar atau turun 42,7% secara kuartalan. Selain dari membaiknya tingkat mobilitas masyarakat, Rendy meyakini peluncuran produk baru, khususnya
smartphone flagship seperti iPhone 13 series, akan menjadi katalis positif bagi kinerja ERAA di kuartal IV-2021. Hal ini seiring dengan harga jual produk tersebut yang tinggi dan juga margin keuntungan yang lebih tinggi dibanding
smartphones mid-to-low segment. Sementara secara jangka panjang, ia menyoroti langkah ERAA melakukan diversifikasi bisnis di luar
smartphones dan tablet juga bisa jadi katalis positif. Adapun, pada bulan Juli lalu, ERAA membeli 20% kepemilikan saham pada PT Sushi Tei Indonesia. Selain itu, ERAA juga menghadirkan Paris Baguette, salah satu merek
patisseries dari Korea Selatan yang membuka gerai pertama pada 11 November 2021 lalu. Selanjutnya, di awal tahun 2022 mendatang, ERAA menargetkan untuk membuka gerai JD Sports yang merupakan
retailers untuk produk
sports-fashion yang telah beroperasi di berbagai negara, dengan menargetkan segmen menengah ke atas. “Kami menilai diversifikasi bisnis ini, akan berdampak positif bagi kinerja dalam jangka panjang, yang salah satunya berpotensi meningkatkan margin keuntungan ERAA,” imbuh Rendy.
Baca Juga: Mirae Asset jagokan saham ANTM di sektor tambang logam, simak ulasannya Sebagai gambaran, Rendy mencontohkan marjin laba operasi untuk segmen F&B dari MAPI pada siklus normal tercatat mencapai kisaran 7%-9%. Angka tersebut lebih tinggi dibanding marjin laba operasi ERAA saat ini yang tercatat sebesar 3,3% hingga akhir September kemarin.
Oleh karena itu, dengan potensi perbaikan kinerja seiring permintaan produk
smartphone dan tablet yang masih tinggi, serta langkah diversifikasi bisnis yang sudah dilakukan, Rendy mempertahankan rekomendasi beli untuk saham ERAA dengan target harga Rp 860 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi