KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri reksadana di bulan Februari masih bervariasi. Reksadana berbasis saham dan pasar uang mencetak kinerja positif. Namun, kinerja reksadana berbasis obligasi justru terkoreksi. Berdasarkan data Infovesta Utama, rata-rata kinerja reksadana saham secara bulanan di bulan lalu menguat 3,90%.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, pasar saham
rebound karena menyambut positif perkembangan jumlah kasus harian Covid-19 yang semakin mereda di bulan Februari.
Pemberian vaksin kepada masyarakat yang semakin luas bahkan mulai menyasar lansia juga membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bulan lalu melesat 6,47% secara bulanan. Infovesta mencatat, dari 264 reksadana saham, 60 diantaranya berhasil berkinerja unggul di atas rata-rata. Wawan mengamati, kinerja reksadana saham yang unggul terbantu oleh aset saham
small cap dan
middle cap. Meski kinerja reksadana saham saat ini mulai pulih, Wawan mengatakan, tantangan di pasar saham masih cukup banyak.
Pertama, pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2021 banyak diproyeksikan masih rendah bahkan negatif. Selain itu, pelaku pasar juga masih menanti realisasi vaksin dapat berjalan lancar atau tidak. Wawan memproyeksikan IHSG berpotensi tumbuh 10%-15% di tahun ini dan kinerja reksadana saham akan beriringan seperti IHSG.
Baca Juga: Reksadana pasar uang jadi reksadana berkinerja paling baik dalam sepekan terakhir Berbeda dengan pasar saham, pasar obligasi justru terkoreksi. Dampaknya, kinerja reksadana pendapatan tetap jadi menurun 1,08% secara bulanan. Wawan bilang, kinerja reksadana pendapatan tetap menurun karena harga obligasi kompak turun. Penyebab penurunan kinerja di pasar obligasi adalah aksi jual investor asing merespon kenaikan
yield US Treasury. Meski sedang terkoreksi, Wawan tetap optimis prospek reksadana pendapatan tetap akan tetap positif dan segera pulih. "Fundamental pasar obligasi kuat, reksadana pendapatan tetap masih akan dapatkan kupon," kata Wawan. Biasanya, kupon obligasi pemerintah cair di kuartal kedua. Jika saat ini
yield Surat Utang Negara (SUN) berada di kisaran 6% maka, penurunan kinerja reksadana pendapatan tetap di bulan ini tergolong mini. "Biasanya kupon dibayarkan dua kali atau setengahnya 3%, artinya kinerja reksadana pendapatan tetap yang minusnya tidak sampai 3% akan segera kembali positif, ini pun di luar asumsi kenaikan harga obligasi yang saat ini justru sedang murah," ungkap dia.
Di sepanjang tahun ini, Wawan memproyeksikan rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap tumbuh 6%-7%. Selanjutnya, kinerja reksadana campuran juga berhasil tumbuh positif. Wawan mengatakan kinerja reksadana campuran terbantu oleh aset saham dari pada obligasi. Wawan memproyeksikan imbal hasil rata-rata reksadana campuran di tahun ini 8%-9%. Sementara, Wawan menilai perlambatan penurunan kinerja reksadana pasar uang sudah mulai terasa. Tercatat, kinerja reksadana pasar uang hanya tumbuh 0,29% secara bulanan. "Wajar memang suku bunga menurun, imbal hasil reksadana pasar uang secara rata-rata di 3,5% untuk tahun ini," kata Wawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari