Kinerja Garuda Indonesia Diprediksi Pulih, Simak Rekomendasi Saham GIAA



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) diperkirakan akan pulih di tahun 2024.

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda mengatakan, banyaknya hari libur pada tahun ini akan memberikan dampak yang signifikan bagi pemulihan kinerja GIAA.

Terdapat beberapa sentimen lainnya, seperti penolakan kasasi Greylag oleh Mahkamah Agung, GIAA fokus kepada langkah optimalisasi kinerja termasuk melalui peningkatan pangsa pasar serta pendapatan usaha, perbaikan posisi ekuitas, hingga pemulihan kewajiban usaha terhadap para kreditur sesuai dengan kesepakatan perjanjian perdamaian PKPU.


"Dengan hal tersebut Bursa Efek Indonesia (BEI) melepas salah satu kriteria pada efek pemantauan khusus dan dihapuskannya notasi khusus “B” pada GIAA," kata Vicky kepada Kontan.co.id, Rabu (7/2).

Baca Juga: Begini Strategi Garuda Indonesia (GIAA) Untuk Meningkatkan Pendapatan

Selain itu, kinerja GIAA juga berpotensi terangkat oleh adanya peningkatan permintaan penerbangan yang dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi global dan domestik, pelonggaran pembatasan perjalanan, serta hari libur.

"Hari libur diperkirakan akan membuat masyarakat khususnya kelas menengah, melakukan perjalanan jarak jauh atau liburan, yang dapat menjadi pendorong untuk kinerja Garuda Indonesia," tutur dia.

GIAA juga menggelar berbagai promo lewat gelaran travel fair. Promo harga yang dapat menarik masyarakat yang ingin merencanakan perjalanan dengan transportasi udara.

Terakhir, GIAA menambah delapan armada tahun ini untuk memaksimalkan peluang dari penerbangan internasional yang semakin pulih.

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) Optimistis Raih Fundamental Kinerja yang Solid

Vicky bilang, GIAA menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kinerja. GIAA berupaya menyelesaikan homologasi PKPU, membayar dengan kas internal perusahaan, serta dukungan dari pemerintah kepada GIAA dalam proses restrukturisasi utang.

Dengan begitu prospek restrukturisasi utang dan pemulihan kinerja GIAA diprediksi akan berjalan lancar. Meskipun demikian, GIAA masih perlu menghadapi beberapa tantangan dalam restrukturisasinya.

Dengan jumlah utang yang besar, proses restrukturisasi akan kompleks dan membutuhkan waktu. Selain itu, persaingan di industri penerbangan yang ketat dapat menekan pendapatan GIAA. Kenaikan harga bahan bakar avtur juga menjadi tantangan untuk GIAA.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan, pergerakan saham GIAA masih berada dalam fase bearish consolidaton

Secara teknikal, support saham GIAA berada di Rp 63 dengan resistance Rp 70 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati