KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) terus menghadapi tantangan besar di tengah kenaikan cukai rokok dan melemahnya daya beli masyarakat. Emiten rokok ini masih dibayangi prospek yang suram akibat kurangnya katalis positif. Pada kuartal kedua 2024, GGRM melaporkan penurunan laba bersih yang signifikan, mencapai 75,1% secara tahunan (YoY) dan 44,7% secara kuartalan (QoQ), hanya sebesar Rp 329 miliar.
GGRM Chart by TradingView Pendapatan SKM turun menjadi Rp 20,8 triliun, atau -10,6% YoY. Sementara itu, pendapatan dari segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT) tumbuh 8,4% YoY menjadi Rp 2,3 triliun. "Hasil penjualan menunjukkan bahwa perokok berpenghasilan rendah terus mengurangi konsumsi, terutama karena daya beli masyarakat yang lemah," ujar Putu dalam risetnya pada 5 Agustus 2024. Putu juga mencatat bahwa margin kotor GGRM tertekan akibat tidak adanya kenaikan harga jual yang signifikan, sementara biaya operasional (opex) meningkat. Meski GGRM telah menaikkan harga jual rata-rata (Average Selling Price/ASP) untuk beberapa produknya, seperti GG International, Surya Pro, dan GG Merah, kenaikan cukai sebesar 10% tahun ini membuat margin kotor tetap tergerus. Editor: Yudho Winarto