Kinerja Hedge Fund AS Kian Melorot Tahun Ini



BOSTON. Virus perlambatan ekonomi dunia ikut menjangkiti kinerja dan pertumbuhan hedge fund di Amerika Serikat (AS). Pada enam bulan pertama 2008, pertumbuhan aset hedge fund kian melemah.

Menurut survei enam bulan sekali dari majalah Absolute Return pada Senin lalu (8/9), aset hedge fund rata-rata hanya naik 4,3% di semester I. Angka tersebut merupakan pertumbuhan terendah dalam enam tahun terakhir.

Adapun Hedge Fund Intelligence mencatat, pertumbuhan aset hedge fund pada semester dua tahun lalu hanya 10%. Padahal, di semester satu 2007, aset hedge fund tumbuh 23%.


Absolute Return mengambil data dari 268 perusahaan hedge fund yang mengelola dana di atas US$ 1 miliar. Jika dirata-ratakan, aset kelolaan para hedge fund itu mencapai US$ 1,68 triliun pada 1 Juli lalu.

Sejak awal tahun, 35% hedge fund memang merosot asetnya. Penyebabnya, kinerja investasi mereka terus menurun seiring dengan anjloknya pasar finansial AS. Dus, investor jadi lebih sering menarik daripada menginvestasikan dananya.

Absolute Return melaporkan penurunan aset ini justru melanda sejumlah hedge fund besar. Di antara sepuluh  perusahaan yang mengalami penurunan terbesar, terdapat nama Farallon Asset Management yang turun 8%, Renaissance Technologies yang merosot hampir 15%, serta Goldman Sach Asset Management sebesar 8%.

Per tanggal 1 Juli lalu, ke sepuluh hedge fund terbesar itu mengelola US$ 337 miliar. Sementara pada 1 Juli 2007, dana kelolaan mereka masih sebesar US$ 309 miliar. Sedang hedge fund dengan dana kelolaan paling banyak dipegang oleh JPMorgan Asset Management, yakni sejumlah US$ 48,1 miliar.

Kinerja ikut menurun

Dari sisi return investasi, lembaga riset Hedge Fund Research mengungkapkan, selama 8 bulan pertama 2008, rata-rata return investasi hedge fund telah turun 4,83%. Padahal, ketika hedge fund Long Term Capital management bangkrut pada tahun 1998 silam, return hedge fund rata-rata menyusut 5,5%. Di Agustus ini, rata-rata kerugian hedge fund itu mencapai 1,37%. Penurunan terbesarnya terjadi pada dana-dana yang dibenamkan di emerging market.

"Krisis subprime ternyata memakan waktu lebih lama dari yang diantisipasi orang," ujar Sol Waksman, Kepala Riset BarclayHedge. Selain itu, penurunan harga minyak dan logam plus menguatnya dolar AS turut mempersulit masalah. 

Namun, penurunan kinerja hedge fund itu masih lebih baik ketimbang penurunan reksadana di AS. Dari awal tahun hingga 4 September lalu, rata-rata reksadana sudah merosot 13,28%. Mau tahu siapa yang meraup untung dari kondisi ini? Mereka adalah para shortseller yang bertaruh pada penurunan pasar. Kelompok ini telah meraih keuntungan 9,76% dalam delapan bulan pertama 2008.

Reuters, AP

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie