KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hero Supermarket Tbk (
HERO) mulai mencatat pemulihan kinerja setelah penutupan bisnis Giant di tahun 2021. HERO Group telah mengoperasikan 7 toko IKEA dan lebih dari 300 toko Guardian yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Desember 2022, IKEA saja membuka toko terbarunya di Surabaya, Jawa Timur. Sementara itu, Guardian terus membuka lebih banyak toko di tahun ini dan berencana untuk menawarkan produknya melalui
e-commerce guna memenuhi keperluan produk kesehatan dan kecantikan konsumen. HERO mengantongi pendapatan Rp 2,52 triliun di semester pertama tahun ini. Pendapatan bersih HERO naik 17% ketimbang semester pertama tahun lalu Rp 2,14 triliun.
HERO mencatat rugi tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan sebesar Rp 119 miliar, sama dengan semester pertama tahun lalu. Tetapi HERO mencatat laba periode berjalan sebesar Rp 131,92 miliar dari sebelumnya rugi Rp 113,77 miliar.
Baca Juga: Bisnis Health & Beauty Pulih, HERO Bukukan Kenaikan Pendapatan 17% di Semester I-2023 Laba ini berasal dari laba setelah pajak dari operasional Giant yang dihentikan. Sekadar mengingatkan, HERO menutup bidang usaha Giant yang terdiri dari hipermarket dan supermarket. Penghentian ini menghasilkan laba setelah pajak dari operasi yang dihentikan sebear Rp 250,53 miliar pada semester pertama 2023. Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (31/8), Presiden Direktur HERO Patrik Lindvall mengatakan, Guardian membukukan pemulihan yang kuat baik dalam pendapatan maupun profitabilitas. Sedangkan IKA mengalami pemulihan yang lebih lambat dengan momentum yang membaik pada kuartal kedua 2023. "Secara keseluruhan, penjualan
like-for-like Guardian meningkat lebih dari 30% di semester pertama dengan profitabilitas meningkat hampir dua kali lipat," ungkap Lindvall. Dia menambahkan, Guardian memperkuat proposisi nilainya, mengoptimalkan rangkaian produknya, dan mengembangkan
omnichannel untuk meningkatkan aksesibilitas bagi pelanggan. Sementara prioritas IKEA adalah meningkatkan pengalaman belanja pelanggan, memperbaiki manajemen stok dan pengendalian biaya yang berkelanjutan.
Baca Juga: Berkah Lebaran, Kinerja Emiten Ritel Bakal Lebih Tinggi di Kuartal II Maximilianus Nicodemus, Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas menyebut, penyebab pulihnya bisnis HERO tidak terlepas dari situasi dan kondisi pemulihan ekonomi yang mendorong terjaganya konsumsi dan daya beli.
“Peningkatan ini di kontribusi oleh Guardian Health & Beauty, yang memang setelah pandemi, kami perhatikan masyarakat Indonesia cenderung menjaga kesehatannya,” ujar Nico. Menurut dia, beralihnya status dari pandemi menjadi endemi juga punya efek yang cukup besar untuk mendorong aktivitas berbelanja
offline semakin meningkat. Namun, bisnis supermarket masih kurang meriah. Kehadiran toko-toko
online yang menawarkan harga menjadi lebih murah menjadi salah satu alasan banyak pengguna beralih dari
offline ke
online. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati