Kinerja HM Sampoerna (HMSP) dibayangi kenaikan cukai, simak rekomendasi sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) masih tertekan sepanjang kuartal I-2021.

Dalam tiga bulan pertama tahun ini, pendapatan HMSP turun tipis 0,54% menjadi Rp 23,55 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 23,68 triliun. Di saat yang sama, HMSP mencatatkan penurunan laba bersih 22,28% menjadi Rp 2,58 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 3,32 triliun.

Michael Wilson Setjoadi, Analis Saham RHB Sekuritas Indonesia menilai capaian kinerja emiten rokok ini memang masih lesu pada kuartal I-2021, terlebih dengan adanya kenaikan tarif cukai. Meski demikian, ia menilai capaian tersebut tidak seburuk dari prediksinya.


Secara keseluruhan, sentimen terkait naiknya tarif cukai dan harga jual eceran (HJE) masih akan membayangi kinerja HMSP sepanjang tahun 2021.

Baca Juga: Pandemi dan naiknya tarif cukai menekan kinerja HM Sampoerna (HMSP) pada tahun lalu

Dari segi daya beli masyarakat, Michael melihat akan ada perbaikan meskipun tak signifikan. Oleh karena itu, emiten ini berpotensi meraih kinerja yang lebih baik lagi pada kuartal-kuartal berikutnya meski pertumbuhannya terbatas. 

 
HMSP Chart by TradingView

Ia juga menilai pangsa pasar HMSP sudah mulai membaik setelah turun beberapa kuartal sebelumnya. Pada tahun 2020, pangsa pasar emiten ini tercatat sebesar 28,8%.

Michael mengungkapkan saham HMSP secara jangka panjang belum menarik, mengingat kondisi fundamentalnya yang belum terlalu bagus. 

"Secara fundamental masih kurang bagus, kenaikan cukai juga masih bisa berlanjut tahun depan," terangnya, Kamis (27/5).

Dengan rencana pembagian dividen tahun buku 2020 sebesar Rp 72,8 per saham atau dengan yield di atas 5% terbilang cukup menarik. 

Ia memberikan rekomendasi netral untuk saham HMSP dengan target harga Rp 1.400. Pada akhir perdagangan Kamis (27/5) saham HMSP naik 1,57% ke harga Rp 1.290.

Selanjutnya: HM Sampoerna (HMSP) akan membagikan dividen Rp 72,8 per saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi