KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dipercaya dapat melanjutkan tren positif atas kinerja keuangannya sepanjang tahun ini. Selain didorong oleh ekspektasi peningkatan daya beli masyarakat, emiten berkode
ICBP, anggota indeks
Kompas100 ini juga diuntungkan oleh pangsa pasar yang besar di segmen bisnis mi instan. Analis Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma menilai, peningkatan alokasi dana program keluarga harapan (PKH) dari pemerintah akan sangat menguntungkan bagi ICBP. Apalagi, program tersebut bertujuan untuk mendorong konsumsi di pihak masyarakat. “Permintaan terhadap produk-produk perusahaan seharusnya akan meningkat,” katanya, Senin (1/4).
Namun, Suria melihat, ada potensi pertumbuhan penjualan ICBP akan lebih banyak dipengaruhi oleh kenaikan harga jual rata-rata atau
average selling price (ASP) ketimbang peningkatan volume penjualan produk. Hal ini sudah terjadi setidaknya dalam empat tahun terakhir. Termasuk di tahun lalu ketika ICBP mampu membukukan pendapatan sebesar Rp 38,41 triliun atau naik 7,9% (yoy) dan laba bersih sebesar Rp 4,57 triliun atau naik 20,5% (yoy). Suria pun memperkirakan, pendapatan ICBP masih akan tumbuh di bawah level dua digit, tepatnya sebesar 5,8% (yoy) menjadi Rp 40,63 triliun pada akhir tahun nanti. Di periode yang sama, laba bersih anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk tersebut ditaksir tumbuh 1,2% (yoy) menjadi Rp 4,62 triliun. Segmen bisnis mi instan dipastikan akan kembali menjadi tulang punggung bagi ICBP. Tahun lalu, segmen ini berkontribusi 63,9% dari total pendapatan perusahaan. Analis Mirae Asset Sekuritas Mimi Halimin menyampaikan, sebagai pemimpin industri mi instan di Indonesia, ICBP dinilai dapat lebih leluasa dalam menentukan harga jual produk. Ditambah lagi, basis konsumen ICBP terbilang loyal. Senada, Suria melihat, untuk segmen bisnis mi instan, ICBP nyaris tidak memiliki pesaing yang benar-benar berat. Sejumlah produsen mi instan luar negeri yang mulai masuk ke pasar domestik pun belum memiliki pangsa pasar sebesar ICBP. Praktis, persaingan di industri mi instan lebih berkutat pada persoalan penyajian varian-varian rasa baru. Untuk yang satu ini, ICBP memang perlu waspada. Apalagi, salah satu kompetitornya yakni PT Mayora Indah Tbk pada tahun lalu meluncurkan produk Bakmi Mewah. Berbekal pangsa pasar yang besar, ICBP diharapkan dapat lebih memaksimalkan potensi tersebut dengan meluncurkan dan meningkatkan penjualan mi instan rasa khas daerah-daerah tertentu. Contohnya adalah Indomie rasa Soto Banjar. “Inovasi rasa yang baru dan berbeda dapat menjaga volume penjualan mi instan ICBP,” kata Suria. Mimi menambahkan, promosi produk yang lebih gencar juga mesti dilakukan oleh ICBP secara berkelanjutan agar bisa unggul atas pesaing-pesaingnya. Tahun lalu, biaya iklan dan promosi ICBP tergolong besar dan meningkat 3,6% (yoy) menjadi Rp 1,4 triliun.
“Kami berharap ICBP akan kembali meningkatkan biaya iklan dan promosinya di masa mendatang,” terang Mimi dalam riset per 25 Maret lalu. Ia pun menyarankan trading
buy saham ICBP dengan target Rp 11.800 per saham. Namun, ia merevisi tingkat pertumbuhan laba bersih ICBP menjadi 1,7% pada tahun ini lantaran masih ada potensi volatilitas kurs rupiah, sehingga berpengaruh terhadap harga bahan baku yang dibutuhkan perusahaan. Di sisi lain, Suria merekomendasikan
hold untuk saham ICBP dengan target Rp 10.200 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto