KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis menilai positif
outlook PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (
ICBP). Pertumbuhan volume penjualan seiring pertumbuhan daya beli menjadi pendorongnya. Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa
outlook ICBP cukup positif didorong sejumlah sentimen. "Salah satunya diversifikasi produk," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (29/4). Dijelaskan, optimisme itu sejalan dengan panduan manajemen untuk pertumbuhan pendapatan satu digit yang didorong oleh ekspansi volume. Namun demikian, pihaknya meyakini bahwa pertumbuhan ini berpotensi mencapai kisaran satu digit yang tinggi berdasarkan beberapa faktor.
Baca Juga: BRI Danareksa Sekuritas Pertahankan Rating Buy ICBP, Begini Penjelasannya Pertama, pemulihan daya beli yang diantisipasi akibat potensi penurunan suku bunga di semester II 2024 dan inflasi pasca Idul Fitri yang terkendali, kemungkinan akan meningkatkan permintaan konsumen, terutama untuk segmen mie instan. Keberhasilan peluncuran produk baru yang berkelanjutan di berbagai divisi pada tahun 2023 semakin memperkuat prospek ini.
Kedua, peningkatan panduan EBIT manajemen sebesar 19%-21%. Angka itu naik dibandingkan dengan kisaran historis 16%-20% dalam lima tahun terakhir, menunjukkan meningkatnya kepercayaan diri manajemen untuk mengelola tekanan biaya dan meningkatkan profitabilitas. Analis Mirae Asset Sekuritas Abyan H. Yuntoharjo menambahkan bahwa keputusan perseroan untuk meningkatkan belanja modal menjadi Rp 3,5 triliun menandakan pergeseran strategis untuk memperluas kapasitas produksinya.
Baca Juga: Asing Net Sell Rp 3,17 Triliun, Ini Saham-Saham yang Banyak Dijual Selama Sepekan Investasi yang ditargetkan ini mengikuti alokasi belanja modal konservatif selama dua tahun dan memprioritaskan segmen inti perusahaan, yakni, mie, produk susu, dan makanan ringan. "Peningkatan alokasi belanja modal ini kemungkinan besar untuk memenuhi permintaan yang masih tinggi dan backlog dalam hal perluasan kapasitas, pemeliharaan, dan area-area penting lainnya," tambahnya dalam riset, Rabu (27/3).
Analis Sinarmas Sekuritas Vita Lestari melanjutkan, penjualan ICBP di kuartal I 2024 diperkirakan akan tumbuh seiring dengan pemulihan segmen masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah. "Kami mengantisipasi peningkatan daya beli pada kuartal I 2024 karena adanya pencairan bantuan sosial dan momentum hari raya Idul Fitri," jelasnya. Di sisi lain, dengan kondisi harga bahan baku saat ini diperkirakan juga dapat meningkatkan marjin perseroan.
Baca Juga: Tekanan Belum Mereda, Sebaiknya Selektif Beli Saham Defensif Mengutip
Trading Economics, harga gandum berada di US$ 598,5 per bush. Harga tersebut telah turun dari puncaknya pada semester I 2023 di US$ 750 per bush. Meski begitu, Sinarmas Sekuritas memangkas proyeksi kinerja ICBP di 2024, melihat hasil di 2023. Sebagai pengingat, ICBP mencetak rugi bersih Rp 69 miliar di kuartal IV 2023, kendati secara tahunan tumbuh positif. Karenanya, Vita memperkirakan pendapatan ICBP akan tumbuh 4% atau di bawah panduan manajemen di 5%-8%. Sehingga, ia menurunkan target Harga ICBP menjadi Rp 12.550 dari Rp 13.500 dengan rekomendasi ADD. Sementara Nafan merekomendasikan ADD dengan target harga Rp 11.650 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli