JAKARTA. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor tertinggi baru pada Senin (9/2). Hal ini ikut meningkatkan nilai aset dasar reksadana saham sehingga Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaannya (NAB/UP) juga mencetak rekor tertinggi. Riset KONTAN menunjukkan paling tidak terdapat 39 produk reksadana saham yang mencetak rekor tertinggi NAB/UP pada Senin. Jumlah ini setara dengan 25,0% dari total reksadana jenis ini yang sejumlah 156 produk. Head of Equity Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Mohammad Anggun Indallah mengatakan, sepanjang 2015 ini ada dua sentimen besar yang mempengaruhi kinerja IHSG. Pertama, sentimen global yang meliputi penaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (Fed fund rate) serta stimulus Bank Sentral Eropa, Jepang dan China.
“Kedua, sentimen domestik yang dipengaruhi oleh berlanjutnya implementasi reformasi ekonomi. Diperkirakan aliran informasi dan sentimen akan lebih positif pada semester II-2015,” ujar Anggun dalam paparan Tinjauan Ekonomi 2015 MAMI. Ia memperkirakan IHSG masih bisa bullish dengan dengan asumsi pertumbuhan pendapatan emiten bisa naik 9%-12% tahun ini. “Penurunan harga BBM berpotensi mendorong daya beli masyarakat dan diharapkan dapat menopang profitabilitas perusahaan khususnya di semester II tahun ini,” tambahnya. Presiden Direktur Pratama Capital Assets Management, Iwan Margana mengutarakan kinerja reksadana saham tentu bergantung pada plihan aset dasarnya. Saat ini menurutnya yang tengah layak dikoleksi sektor konsumer, properti dan kontraktor. Sementara sektor komoditas saat ini dirasa belum akan mendapat pertumbuhan pendapatan signifikan.“Tahun ini tahun diferensiasi. Positioning kita di pasar saham harus benar. Karena rentangnya yang lebar,” ujar Iwan.