JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang menutup tahun 2016 kurang manis. Pada perdagangan hari terakhir tahun ini, IHSG ditutup 5.296,71, melemah 0,11% dari hari sebelumnya. Namun, sepanjang tahun ini, IHSG tumbuh 15,32%, tertinggi kelima di antara bursa-bursa utama dunia sekaligus menjadi paling tinggi kedua di kawasan Asia Pasifik, setelah Thailand. Rata-rata nilai transaksi harian tahun ini mencapai Rp 7,5 triliun, naik 30% ketimbang tahun lalu dan melebihi target Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar Rp 6,6 triliun.
Sementara nilai kapitalisasi pasar Rp 5.759 triliun, naik 18,8% dibanding akhir 2015. Jumlah dana yang dihimpun dari pasar modal juga mencatat rekor baru sepanjang sejarah: Rp 674,39 triliun, naik dari tahun lalu Rp 473 triliun. Namun, masih ada sejumlah pekerjaan rumah besar yang menanti otoritas pasar modal tahun depan. Darmin Nasution, Menko Koordinator Bidang Perekonomian, yang menutup perdagangan pasar kemarin menyoroti jumlah emiten baru tahun ini yang cuma 16 emiten. Itu yang terendah dalam 7 tahun terakhir. "Selain membaca berita bagus, kita harus berani baca berita tak bagus. Salah satunya adalah soal jumlah emiten yang masih sedikit," ujar dia. Selain mendongkrak jumlah emiten baru, BEI harus mampu meningkatkan good corporate governance (GCG) emiten, yang menjadi tanda integritas pasar modal kita.