KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Indeks BUMN20 tercatat masih terkoreksi menjelang tutup tahun 2024. Melansir data di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), kinerja IDX BUMN20 masih terkoreksi 14,66% sejak awal tahun alias year to date (YTD). Di sisi lain, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah menyetorkan dividen sebesar Rp 86,4 triliun ke kas negara hingga akhir November 2024. Setoran dividen BUMN ke kas negara mencapai Rp 86,4 triliun atau sekitar 100,6% dari target APBN 2024.
Jumlah tersebut naik 5,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023. Pertumbuhannya didorong oleh setoran dividen BUMN perbankan atas peningkatan kinerja keuangan mereka. Equity Research Analyst Panin Sekuritas, Felix Darmawan melihat, emiten perbankan BUMN memang jadi favorit investor asing. Namun, minat para investor asing tengah melemah menyusul penurunan rating Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir tahun 2024 ini. Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.198,9 di Pagi Ini (18/12), Sektor Barang Baku Naik Paling Tinggi Kinerja emiten perbankan BUMN juga punya karakteristik masing-masing dan kinerjanya tengah beda arah. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) kinerjanya lagi kurang bagus akibat kenaikan non performing loan (NPL). Sementara PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) kinerjanya masih kuat saat ini didukung pertumbuhan kredit dan CASA yang baik. “Tapi, keduanya kompak dilepas asing. Persepsi investor asing ini memang tak bisa ditebak,” ujarnya saat ditemui Kontan, Senin (16/12). Melansir RTI, dalam sebulan terakhir saham BBRI sudah dilego asing sebesar Rp 7,2 triliun. Sahamnya juga sudah turun 27,51% YTD. Sementara, saham BMRI dijual asing Rp 1,1 triliun dalam sebulan terakhir. Harga sahamnya juga turun 1,65% YTD. Ke depan, sektor perbankan masih bakal tetap menopang kinerja IDX BUMN20 hingga tahun 2025. Hal ini didorong oleh kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang fokus pada konsumsi masyarakat menengah ke bawah. “Misalnya, penghapusan kredit nelayan dan petani itu bisa membela UMKM. Ini jadi sentimen bagus untuk BBRI,” tuturnya. Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas melihat, penyebab penurunan kinerja indeks BUMN20 dipengaruhi banyak faktor. Misalnya, kinerja fundamental yang tercatat mengalami penurunan. Hal itu kemudian ditambah minimnya sentimen positif serta sikap wait and see, bahkan net sell, dari pelaku pasar setelah kemenangan Donald Trump pada Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS). Sektor yang menjadi penopang kinerja IDX BUMN20 saat ini hanya sektor mining, seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Elnusa Tbk (ELSA). “Sedangkan, sektor yang menjadi pemberat kinerja IDX BUMN20 adalah sektor keuangan, infrastruktur, basic materials, dan properti” ujarnya kepada Kontan, Selasa (17/12).
PTBA Chart by TradingView