KONTAN.CO.ID - JAKARTA. IDX Value30 jadi indeks saham dengan kinerja paling moncer menjelang akhir bulan Mei 2024. Saat mayoritas indeks saham melemah pada perdagangan Senin (20/5), IDX Value30 menguat 0,84% atau mengakumulasi kenaikan 4,18% secara
year to date. Performa IDX Value30 jadi jawara di antara
featured indices maupun
co-branding indices lain di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bandingkan dengan LQ45 yang ada di posisi minus 6,39%, IDX30 minus 7,57% atau IDX High Dividend20 yang minus 6,05% jika diakumulasi sejak awal tahun 2024.
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menyoroti perbedaan karakteristik IDX Value30 dibandingkan indeks saham lain seperti LQ45 dan IDX30. Saat bobot kedua indeks tersebut dominan dipengaruhi saham bank
big caps, IDX Value30 lebih beragam.
Sejumlah saham
big caps terutama dari perbankan cenderung melandai yang ikut menggerus kinerja indeks. Sedangkan IDX Value30 banyak dipengaruhi oleh saham di sektor energi dan komoditas yang dalam beberapa waktu terakhir terpapar sentimen positif.
Baca Juga: Analis Sebut Kinerja ACES Pasca Lebaran Masih Positif, Simak Rekomendasi Sahamnya "IDX Value30 didominasi oleh saham berbasis energi dan komoditas sehingga kami melihat kenaikan harga komoditas global juga mendorong performa saham dan indeks ini," kata Audi kepada Kontan.co.id, Senin (20/5).
Research Analyst Phintraco Sekuritas, Nurwachidah mengamini pemulihan harga komoditas global menjadi katalis pendorong IDX Value30. Terutama saham-saham emiten batubara dengan ekspektasi kenaikan permintaan dan harga batubara, di tengah meningkatnya konsumsi energi listrik untuk pendingin akibat gelombang panas di Asia. Di samping itu, daya tarik lain IDX Value30 adalah diisi oleh saham-saham dengan valuasi yang relatif murah. "Sehingga ketika harga bergerak naik menuju
fair value-nya, indeks IDX Value 30 akan mengalami kenaikan," tambah Nurwachidah. Meski begitu, Nurwachidah mengingatkan potensi laju saham di IDX Value30 bisa terganjal oleh sejumlah faktor. Seperti aksi
profit taking atau penurunan akibat saham di indeks ini hampir mencapai
fair value setelah penguatan sejak awal tahun atau selepas pengumuman dividen. Situasi ini pun terjadi pada pekan lalu, ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meroket 3,22%, seluruh indeks ikut terkerek naik. Justru hanya IDX Value30 yang melemah, meski dengan penurunan tipis 0,09%. Analis Stocknow.id Abdul Haq Alfaruqy sepakat, perlambatan kinerja IDX Value30 berpotensi terjadi akibat
profit taking. "Beberapa saham pada indeks ini sudah mengalami penguatan yang cukup signifikan, sehingga memang wajar jika mengalami koreksi terlebih dahulu," kata Abdul Haq.
Baca Juga: Emiten Rumah Sakit Masih Ekspansif, Intip Rekomendasi Sahamnya Investor juga kemungkinan melirik saham di luar IDX Value30, apalagi saat sejumlah saham perbankan sudah berada pada area
support yang cukup menarik sebagai momentum koleksi. Selain itu, dalam beberapa hari belakangan ini investor asing mulai kembali melakukan
capital inflow. Head of Equities Investment Berdikari Manajemen Investasi Agung Ramadoni menimpali, ketika
inflow investor asing kembali mengalir, maka saham-saham berkapitalisasi pasar besar yang akan lebih dulu terangkat. Namun ketika performa IDX Value30 melambat, Agung memandang situasi itu bisa menjadi momentum untuk menerapkan strategi
buy on weakness. "Masih cukup besar potensi
upside secara valuasi dan di saat
appettite investor mulai membaik maka saham-saham tersebut akan kembali diakumulasi investor," terang Agung. Agung pun merekomendasikan saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bumi Serpang Damai Tbk (BSDE) dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP). Abdul Haq menyematkan rekomendasi
buy untuk PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dengan target harga Rp 1.550 - Rp 1.620, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) target harga Rp 9.075 - Rp 9.500 dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) untuk target harga Rp 206 - Rp 220. Sedangkan Audi menyarankan
hold saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO). Kemudian
buy MEDC, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dan PT Astra International Tbk (ASII) dengan target harga masing-masing di Rp 1.895, Rp 1.330 dan Rp 6.450.
Sementara Nurwachidah menjagokan saham ASII dengan potensi
fair value di harga Rp 5.575, INKP potensi
fair value di Rp 10.500, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) potensi
fair value di Rp 8.200, dan PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan potensi
fair value di Rp 28.100 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi