KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP) diprediksi akan tetap solid hingga akhir tahun 2023. Analis Samuel Sekuritas Daniel Aditya Widjaja memperkirakan, pendapatan INTP setahun penuh 2023 dapat mencapai Rp 17,1 triliun dengan laba bersih Rp 1,9 triliun Proyeksi tersebut menunjukkan potensi kenaikan pendapatan sebesar 4,8%
year on year (YoY) dan pertumbuhan laba bersih 3,3% YoY. Sepanjang tahun 2022, INTP membukukan pendapatan Rp 16,32 triliun dengan laba bersih Rp 1,84 triliun. Sementara itu, pada semester 1 2023, INTP sudah mencatatkan pendapatan sebesar Rp 7,9 triliun atau meningkat 15,3% YoY. Dari segi
bottom line, INTP berhasil membukukan laba bersih Rp 698,4 miliar atau meningkat 140% YoY.
Daniel menjelaskan, kinerja INTP tertopang oleh penjualannya di luar Jawa. Sejak tahun lalu, INTP menyewa aset pabrik Maros yang dimiliki oleh Semen Bosowa untuk menjangkau permintaan dari Indonesia bagian timur.
Baca Juga: Ini Strategi Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) untuk Kerek Penjualan Semen Fasilitas tersebut mempunyai total kapasitas produksi 7 juta ton, terdiri dari 3,5 juta semen dan 3,5 juta klinker. "Upaya ini sangat baik, terlihat dari penjualan semen INTP selama delapan bulan pertama 2023 yang memang masih didorong oleh daerah luar Jawa yang meningkat hingga 161% YoY," tutur Daniel saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (21/9). Lebih lanjut, permintaan dari proyek-proyek pemerintah, terutama Ibu Kota Nusantara (IKN) tentunya akan turut mendorong volume penjualan perusahaan. Daniel memprediksi, pertumbuhan permintaan semen masih akan terjadi hingga tahun 2024, terutama dari jenis bulk cement. Akan tetapi, penjualan semen pada bulan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun depan diperkirakan akan sedikit menurun. Pasalnya, pelaku pasar bakal melihat terlebih dahulu kebijakan pemerintahan yang baru sebelum melanjutkan pengerjaan proyek-proyeknya. Dalam riset tanggal 4 Agustus 2023, Analis Ciptadana Sekuritas Muhammad Gibran memperkirakan, volume penjualan semen INTP di tahun 2023 hanya akan tumbuh 2% menjadi 15,6 juta ton. Per semester 1 2023, volume penjualan semen INTP tumbuh 5,5% YoY menjadi 7,5 juta ton di tengah penurunan volume penjualan industri yang sebesar 6,5% YoY.
Baca Juga: Jangan Takut IHSG Bergejolak, Berikut Saham Pilihan Yang Bisa Dilirik Sejalan dengan itu, pangsa pasar INTP meningkat menjadi 27,4% pada Juni 2023, dari 24,7% pada Juni 2022. Ada kenaikan pangsa pasar di luar Jawa secara signifikan dari 14,5% menjadi 20,6%, sementara pangsa pasar di Jawa relatif stabil di 33,9%. Gibran optimistis dengan prospek INTP seiring dengan progresnya memperluas pangsa pasar di luar Jawa terutama Kalimantan dan Indonesia Timur. Khusus Kalimantan, meski porsi penjualannya baru sebesar 7% dari total volume penjualan, manajemen INTP yakin Kalimantan berpotensi untuk mendorong penjualan. "Hal ini didukung oleh pengembangan Ibu Kota Nusantara yang mana INTP sudah terlibat dalam beberapa proyek awal IKN sejak semester 2 2022," tutur Gibran. Pada semester 1 2023, penjualan INTP di Kalimantan tercatat tumbuh 7,8% YoY. Lebih lanjut, secara historis selama empat tahun terakhir, tren menunjukkan bahwa volume penjualan semen INTP konsisten meningkat selama semester 2 rata-rata sebesar 29% dibandingkan semester 1. Pola berulang ini menunjukkan puncak penjualan biasanya terjadi pada bulan-bulan kering, yakni bulan September atau Oktober.
Baca Juga: Prospek Emiten Semen Masih Terjaga "Terlebih lagi, kampanye politik diperkirakan akan semakin mendongkrak belanja semester pada semester 2 2023 seiring dengan pemerintah yang diperkirakan akan memprioritaskan penyelesaian proyek strategis nasional," ucap Gibran. Dalam riset tanggal 22 Agustus 2023, Analis MNC Sekuritas Muhammad Rudy Setiawan menambahkan, volume penjualan INTP diperkirakan akan meningkat pada semester 2 2023. Untuk setahun penuh 2023, Rudy memperkirakan volume penjualan INTP akan mencapai level sekitar 17 juta-18 juta ton. "Prediksi ini didorong oleh peningkatan investasi pemerintah sebelum Pemilu 2024 dan tingkat pembangunan infrastruktur dan komersial yang lebih tinggi, termasuk beberapa dampak dari pembangunan Ibu Kota Nusantara," ucap Rudy. INTP juga berencana memperluas penetrasi pasar Maros ke Indonesia bagian timur dan meningkatkan pangsa pasar ekspornya. Namun, ekspektasi manajemen terhadap pertumbuhan konsumsi semen domestik tergolong moderat, yakni sebesar 64 juta ton pada 2023 dan 66 juta ton pada 2024 disebabkan oleh rendahnya daya beli akibat kenaikan suku bunga.
Baca Juga: Kinerja Emiten Semen Diproyeksi Positif, Cermati Saham Rekomendasi Analis Di sisi lain, konsumsi batubara di musim dingin yang lebih tinggi diperkirakan akan memperketat pasokan dan menaikkan harga komoditas tersebut. Hal ini berpotensi menghadirkan tekanan biaya untuk produsen semen karena mengandalkan batubara sebagai sumber energinya. Lebih lanjut, penerapan pajak karbon menimbulkan risiko lain karena akan meningkatkan biaya pembangkitan listrik dari generator bertenaga uap. Namun, belum jelas seberapa besar dampaknya terhadap biaya bahan bakar dan listrik. Ketiga sekuritas ini merekomendasikan
buy INTP dengan target harga yang berbeda-beda. Samuel Sekuritas menetapkan target harga Rp 12.625 per saham, Ciptadana Sekuritas Rp 12.500, dan MNC Sekuritas Rp 12.700 per saham. Pada perdagangan Kamis (21/9), harga INTP naik 1,23% menjadi Rp 10.250 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati