Kinerja Indofood CBP Sukses (ICBP) diproyeksi positif, simak rekomendasi analis



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) di tahun lalu sukses mengakuisisi Pinehill Limited Company (PCL) dengan nilai US$ 3 miliar. Hal ini dinilai akan mengangkat penjualan produk mi instan di tahun ini. 

Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto dalam risetnya yang dirilis pada 12 April 2021, memperkirakan pertumbuhan pada volume produk mi instan yang kuat sebesar 24% secara year on year (yoy). Hal ini dikarenakan dukungan dari kontribusi Pinehill dengan perkiraan volume bungkus sebanyak 5 miliar.

Ia juga yakin bahwa produk nutrisi akan melanjutkan momentum positifnya seiring dengan meningkatnya kontribusi produk bayi yang memperoleh pangsa pasar di tahun 2020. Hal ini karena tren gaya hidup sehat dan masakan rumahan akan membuka jalan bagi pertumbuhan yang kokoh dalam bisnis penyedap makanan. 


Untuk produk berbasis susu, Natalia memperkirakan akan ada pertumbuhan volume sebanyak 2% secara yoy mengikuti meningkatnya persaingan, terutama di pasar susu cair. Sementara itu, karena larangan pada produk pepsico di Indonesia setelah Agustus 2021, diperkirakan volume negatif akan terjadi pada produk makanan ringan.

Baca Juga: Ikuti tren pasar, Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) luncurkan mi sehat

Di awal tahun ini, ICBP menaikkan harga produk mi instan sebesar Rp 100 per bungkus. Kenaikan ini dipadukan dengan efisiensi berkelanjutan dalam produksi, pemasaran, dan periklanan digital, sehingga perusahaan optimistis margin dapat dipertahankan di tahun ini.

Untuk produk mi instan, Natalia memperkirakan margin EBIT yang lebih tinggi sebesar 24,4%, dibandingkan 2020 yang mana sebesar 23,9%. Dikarenakan peningkatan kontribusi dari Pinehill yang mana berkontribusi 27% dari total volume, yang juga menghasilkan margin yang lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan produk mie instan domestik ICBP.

Untuk divisi lainnya, ia memperkirakan secara konservatif margin EBIT yang bertahan atau bahkan lebih rendah karena persaingan yang ketat, yang dapat mencegah perusahaan untuk sepenuhnya membebankan biaya yang lebih tinggi. 

Di bawah garis operasi, ekspektasi kerugian valas dengan biaya pembiayaan yang lebih tinggi timbul dari peningkatan gearing, dari akuisisi Pinehill di tahun lalu, mengarah pada estimasi laba bersih di tahun 2021 yang Natalia menilai akan berada di angka Rp 6,7 triliun, atau naik 2,3% secara yoy.

Natalia melihat bahwa akan ada kinerja yang kuat tiap kuartalnya, yang akan menjadi katalis positif bagi harga saham ICBP. Walaupun ada risiko dari depresiasi rupiah yang akan meningkatkan biaya pembiayaan dan kerugian valas serta pemulihan ekonomi yang lebih rendah dari perkiraan.

Natalia merekomendasikan ICBP beli, dengan target harga Rp 12.500 per saham.

Selanjutnya: Keyakinan konsumen naik, cermati saham: INDF, ICBP, UNVR, ACES dan MAPI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli