JAKARTA. Kinerja asuransi jiwa per Mei 2017 kian berangsur membaik. Perolehan premi dan hasil investasi yang mengalami kenaikan turut mendongkrak hasil laba industri asuransi jiwa di periode ini. Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sepanjang lima bulan pertama tahun ini, premi asuransi jiwa mengalami kenaikan sebesar 23,06% dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 61,84 triliun. Hasil investasi juga naik meski tipis 2,28% menjadi Rp 9,87 triliun. Sedang, laba komprehensif naik 4,26% ke posisi Rp 8,07 triliun.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menyebut, pertumbuhan total pendapatan premi didorong meningkatnya dari dua kontributor utama yakni saluran distribusi bancassurance dan keagenan. Meski belum menjelaskan secara rinci, kontribusi ini tak jauh berbeda dengan pencapaian kuartal I-2017 lalu masing-masing sekitar 47,5% dan 11,9%. AAJI masih cukup yakin target pertumbuhan kinerja industri asuransi jiwa sekitar 10%-30% tahun ini bisa tercapai dari perolehan premi bruto tahun lalu sebesar Rp 167,04 triliun. Hal ini tentunya didukung oleh beberapa strategi yang dipersiapkan AAJI untuk memperluas penetrasi pasar. “Kami tetap optimis, apapun kondisi dan situasinya masyarakat pasti butuh asuransi,” ujar dia ke KONTAN, Jumat (14/7). AAJI sedang menggenjot untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Maklum saja, saat ini tingkat kesadaran masyarkat Indonesia mengenai asuransi masih terbilang rendah. “Untuk memudahkan, kita akan menerbitkan panduan untuk membeli produk-produk asuransi jiwa. Sebentar lagi sedang kita susun dan hampir selesai,” ungkap Togar.
Tak hanya AAJI, PT Capital Life Indonesia (Capital Life) juga optimistis tahun ini kinerja asuransi jiwa bisa menanjak. Hingga tutup tahun ini, Capital Life menargetkan bisa memperoleh premi hingga Rp 3 triliun. Angka tersebut diperkirakan naik 33,93% dari pencapaian tahun lalu sebesar Rp 2,24 triliun. Direktur Utama Capital Life Antony Japari mengatakan, hingga semester I-2017 pihaknya telah memperoleh premi sebesar 2,38 triliun. Angka tersebut naik 138% ketimbang realisasi di periode yang sama tahun lalu atau sekitar Rp 1 triliun. “Sejauh ini kontribusi utama masih dari saluran bancassurance dengan porsi 98%. Ke depan industri asuransi jiwa masih prospektif karena tingkat penetrasi pasar masih rendah. Namun akan semakin kompetitif karena banyaknya perusahaan asing yang masuk ke Indonesia melalui joint venture semisal Prudential dengan Mega Jiwa,” kata Antony ke KONTAN, akhir pekan lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia