JAKARTA. Industri kertas sepertinya bisa tersenyum lebar menapaki tahun ini. Pasalnya, hingga April tahun ini, harga jual kertas naik 5% - 7% dibandingkan tahun lalu.Ketua Umum Asosiai Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), Mishabul Huda mengatakan, ada dua faktor yang menjadi katalis positif kenaikan harga jual kertas. Pertama, tahun ajaran atau kurikulum baru.Menurut Huda, anggaran pemerintah untuk mencetak buku tahun ini naik menjadi Rp 5 triliun. “Karena pada kurikulum baru, pasti semua buku dicetak baru,” ucap Huda kepada KONTAN, Senin (9/6).Kedua, pemilihan umum (pemilu). Namun, katalis kedua ini tidak berdampak besar jika dibandingkan tahun ajaran baru. Huda pun memprediksi, tren kenaikan harga jual kertas ini akan bertahan sampai akhir tahun. Salah satu produsen kertas yang mengaku sudah menikmati berkah kenaikan harga kertas adalah PT Suparma Tbk. Per April 2014, pendapatan perusahaan berkode SPMA di Bursa Efek Indonesia ini tumbuh 6,4% dibanding periode yang sama tahun lalu, menjadi Rp 473 miliar.Dalam informasi yang dibagikan kepada media, Hendro Luhur, Direktur Suparma mengatakan, penjualan bersih di caturwulan I-2014 tersebut setara dengan capaian 34% dari total target penjualan bersih tahun ini. Jika dihitung, berarti total target pendapatan yang diincar Suparma tahun ini adalah Rp 1,39 triliun. Demi mengejar kinerja hingga pungkasan 2014, Suparma akan meningkatan kapasitas produksi pabrik. Perusahaan ini mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 28 juta. Sebagian besar dana ini berasal dari pinjaman bank dan kas internal.Suparma akan menggunakan US$ 25 juta dari dana tersebut untuk investasi mesin kertas baru. Dus, kapasitas produksi pabrik bisa menjadi sekitar 220.000 ton, atau naik 13%. Saat ini, penjualan Suparma mayoritas didapatkan dari penjualan di pasar dalam negeri. Mengintip laporan keuangan kuartal I-2014, Suparma mencatatkan penjualan domestik sebesar Rp 334,27 miliar dan penjualan eskpor sebesar Rp 15,19 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kinerja industri kertas tertopang kenaikan harga
JAKARTA. Industri kertas sepertinya bisa tersenyum lebar menapaki tahun ini. Pasalnya, hingga April tahun ini, harga jual kertas naik 5% - 7% dibandingkan tahun lalu.Ketua Umum Asosiai Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), Mishabul Huda mengatakan, ada dua faktor yang menjadi katalis positif kenaikan harga jual kertas. Pertama, tahun ajaran atau kurikulum baru.Menurut Huda, anggaran pemerintah untuk mencetak buku tahun ini naik menjadi Rp 5 triliun. “Karena pada kurikulum baru, pasti semua buku dicetak baru,” ucap Huda kepada KONTAN, Senin (9/6).Kedua, pemilihan umum (pemilu). Namun, katalis kedua ini tidak berdampak besar jika dibandingkan tahun ajaran baru. Huda pun memprediksi, tren kenaikan harga jual kertas ini akan bertahan sampai akhir tahun. Salah satu produsen kertas yang mengaku sudah menikmati berkah kenaikan harga kertas adalah PT Suparma Tbk. Per April 2014, pendapatan perusahaan berkode SPMA di Bursa Efek Indonesia ini tumbuh 6,4% dibanding periode yang sama tahun lalu, menjadi Rp 473 miliar.Dalam informasi yang dibagikan kepada media, Hendro Luhur, Direktur Suparma mengatakan, penjualan bersih di caturwulan I-2014 tersebut setara dengan capaian 34% dari total target penjualan bersih tahun ini. Jika dihitung, berarti total target pendapatan yang diincar Suparma tahun ini adalah Rp 1,39 triliun. Demi mengejar kinerja hingga pungkasan 2014, Suparma akan meningkatan kapasitas produksi pabrik. Perusahaan ini mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 28 juta. Sebagian besar dana ini berasal dari pinjaman bank dan kas internal.Suparma akan menggunakan US$ 25 juta dari dana tersebut untuk investasi mesin kertas baru. Dus, kapasitas produksi pabrik bisa menjadi sekitar 220.000 ton, atau naik 13%. Saat ini, penjualan Suparma mayoritas didapatkan dari penjualan di pasar dalam negeri. Mengintip laporan keuangan kuartal I-2014, Suparma mencatatkan penjualan domestik sebesar Rp 334,27 miliar dan penjualan eskpor sebesar Rp 15,19 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News