KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri makanan dan minuman (mamin) nasional dinilai memiliki prospek yang menjanjikan, terutama setelah berakhirnya pandemi Covid-19 dan ketika memasuki tahun politik. Direktur Jenderal Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menyampaikan, industri mamin terbukti memiliki peran yang krusial terhadap perekonomian nasional. Ketika pandemi Covid-19 berlangsung pada 2020, industri mamin tetap bisa tumbuh positif sebesar 1,58%. Kinerja industri mamin kemudian kembali naik 2,54% pada 2021 dan 4,90% pada 2022. Adapun per kuartal I-2023, pertumbuhan kinerja industri mamin mencapai level 5,33% atau lebih baik dari kuartal yang sama tahun sebelumnya yakni 3,75%.
Kontribusi industri mamin terhadap PDB industri agro juga cukup signifikan yakni 38,61% pada tiga bulan pertama 2023. Sektor industri ini juga mampu berkontribusi sebesar 6,47% terhadap PDB nasional pada periode yang sama.
Baca Juga: Gapmmi Sebut Ekspor Industri Mamin Terus Meningkat pada Tahun Ini Kemenperin pun kini terus mendorong penerapan industri 4.0 terhadap subsektor mamin supaya kinerjanya terus tumbuh dan memiliki daya saing yang mumpuni di pasar global. “Implementasi industri 4.0 salah satunya melalui digitalisasi yang terbukti bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri,” ungkap Putu di Gedung Kemenperin, Selasa (18/7). Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman menyampaikan, perubahan situasi pandemi menjadi endemi berdampak pada peningkatan mobilitas masyarakat, sehingga pada akhirnya kebutuhan terhadap makanan dan minuman melonjak. Para pebisnis mamin juga mulai merasakan angin segar dari perhelatan tahun politik sejak sekarang. Banyaknya kegiatan yang melibatkan partai politik maupun calon-calon legislatif dan presiden akan mendorong permintaan terhadap produk mamin. “Yang terpenting situasi politik di Indonesia tetap kondusif, karena pemilu ini jadi faktor pendorong industri mamin selain endemi,” terang dia. Adhi pun memperkirakan pertumbuhan kinerja industri mamin tahun 2023 berada di kisaran 5%--7%. Lebih lanjut, pada 2024 yang notabene menjadi puncak perhelatan Pemilu diharapkan kinerja industri mamin bisa kembali ke level seperti sebelum masa pandemi. Sebagai pengingat, dalam kondisi normal, pertumbuhan industri mamin nasional bisa di atas 7%. Adhi juga mengaku, peluang ekspansi di sektor industri mamin sangat terbuka pada 2023. Menurut catatan Gapmmi, tahun 2022 lalu realisasi investasi di sektor mamin mencapai kisaran Rp 90 triliun atau lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sekitar Rp 70 triliun.
Baca Juga: Pebisnis Makanan & Minuman Masih Waspadai Ancaman Kenaikan Harga Gula Rafinasi Gapmmi pun mengklaim sudah dihubungi oleh beberapa investor yang tertarik berkecimpung di industri mamin dalam negeri. Bahkan, Adhi mengaku ada sejumlah investor yang sebenarnya berasal dari sektor lain namun berminat menjajal bisnis mamin. “Investor dari negara-negara seperti India, Timur Tengah, Amerika, dan China tertarik masuk ke industri mamin Indonesia,” jelas Adhi. Walau tak diuraikan secara rinci, Adhi berharap tren investasi di sektor industri mamin akan terus meningkat pada masa mendatang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi