KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan pembiayaan atau multifinance mencatatkan kinerja yang positif terkait penyaluran pembiayaan alat berat. Padahal, diketahui industri alat berat sedang tertekan. Ini terlihat dari data Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) yang mencatat produksi alat berat nasional turun 23%
year on year (YoY) menjadi 1.668 unit per kuartal I-2024. Ambil contoh PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mencatat bahwa pembiayaan di sektor masih berjalan dengan lancar yakni sebesar Rp 350 miliar per Juni 2024. Nilai itu bahkan melesat naik 516% dari pencapaian tahun lalu yang sebesar Rp 57 miliar.
Baca Juga: Sokongan Pengendali Saham Jadi Kunci Ekspansi Bisnis Sejumlah Bank Asing Direktur Strategi Aliansi Bisnis Adira Finance, Takanori Mizuno mengungkapkan memang pertumbuhan pembiayaan segmen ini sangat bergantung pada kondisi pertumbuhan ekonomi dan harga komoditas. Namun sejauh ini ia melihat masih ada potensi industri ini bertumbuh. Oleh sebab itu, pihaknya memaksimalkan sejumlah strategi agar pembiayaan ke sektor alat berat tetap bertumbuh. "Untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan alat berat, Adira Finance melakukan perluasan dari sisi line up pembiayaan
product Heavy Equipment serta menambah
manpower dari sisi
marketing agar bisa lebih menjangkau nasabah secara nasional," katanya kepada KONTAN, Senin (15/7). Perusahaan pembiayaan lain yang mencatatkan kinerja positif adalah BNI Finance. Direktur Bisnis BNI Multifinance Albertus Hendi mengungkapkan bahwa hingga Mei 2024, pembiayaan yang telah disalurkan ke sektor ini mencapai Rp55 miliar. Nilai ini mengalami kenaikan sebesar 108% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: PNM Ajak PPI Dunia Berdayakan Masyarakat Akar Rumput "Pembiayaan alat berat senilai 55M, tumbuh 108% dibanding tahun lalu. Hal ini didorong dengan penambahan
team fleet di BNI finance," kata Hendi kepada Kontan. Adapun beberapa sektor yang mendominasi pembiayaan untuk alat berat di BNI Finance adalah batubara sebesar 22%, nikel 10%, kemudian sisanya infrastruktur. Tidak jauh berbeda, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) juga mencatat pertumbuhan penyaluran pembiayaan alat berat.
Head Corporate Communication BFI Finance, Dian Ariffahmi, mengatakan pendorong pertumbuhan ini karena perusahaan fokus pada valuasi dan target pasar yang benar sehingga tepat sasaran. Selain itu perusahaan menjaga kerja sama yang baik dengan para mitra bisnis.
Alhasil, data terakhir yakni pada kuartal I-2024, piutang pembiayaan yang dikelola (
managed receivables) untuk segmen alat berat mencapai Rp 2,8 triliun, naik 15% jika dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: OJK Tengah Susun RPOJK Tentang Pengawasan PT Sarana Multi Infrastuktur "Porsi pembiayaan alat berat sebesar 12% dari total piutang pembiayaan dikelola. Kontribusi terbesar pembiayaan alat berat berasal dari sektor pertambangan," katanya kepada Kontan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli