Kinerja industri reksadana selama November kinclong, disokong kenaikan IHSG



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. November menjadi bulan penuh sukacita bagi industri reksadana. Berdasarkan data Infovesta, sepanjang bulan lalu rata-rata kinerja reksadana kompak menguat. 

Infovesta 90 Equity Fund Index yang mencerminkan rata-rata kinerja reksadana saham tumbuh paling tinggi 10,96% secara bulanan dibanding reksadana jenis lain. Meski begitu, secara year to date (ytd) reksadana saham masih minus 12,35%. 

Sementara, Infovesta 90 Balanced Fund Index yang mencerminkan rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap berhasil naik 6,98% secara bulanan. Sedangkan, kinerja reksadana campuran masih minus 3,46% secara ytd. 


Pertumbuhan kinerja yang signifikan juga terjadi pada reksadana pendapatan tetap yang tumbuh 2,21% secara bulanan. Kinerja reksadana pendapatan tetap jadi yang paling tinggi secara ytd dengan tumbuh 8,93%. 

Sementara, reksadana pasar uang tumbuh 0,41% secara bulanan dan tumbuh 4,36% secara ytd. 

Baca Juga: Reksadana saham menarik dilirik untuk jangka panjang

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan reksadana saham tumbuh signifikan di bulan lalu karena tersokong oleh kinerja indeks harga saham gabungan yang juga tumbuh 9,44% secara bulanan. Katalis positif datang dari Joe Biden menang dalam pemilu Amerika Serikat (AS). 

Selain itu, dari dalam negeri pertumbuhan ekonomi yang membaik dari kuartal II ke kuartal III juga memantik optimisme pelaku pasar. 

Perkembangan penemuan vaksin serta berita mengenai tingkat efektivitasnya juga menambah harapan kelanjutan perbaikan ekonomi ke depan meski saat ini jumlah kasus Covid-19 masih terus meningkat. 

"Investor melihat tahun depan akan lebih baik sementara valuasi IHSG di level 5.800 juga masih murah jadi investor melakukan pembelian masif di bulan lalu," kata Wawan. 

Begitupun pada pasar obligasi, Wawan menilai kenaikan 2% pada kinerja reksadana pendapatan tetap dalam sebulan sangatlah tinggi. Sentimen positif datang dari penurunan suku bunga menjadi 3,75%.

Kenaikan harga obligasi juga didukung oleh meningkatkan permintaan dari pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan. 

Di akhir tahun Wawan memproyeksikan rata-rata kinerja reksadana saham masih akan negatif sekitar -9% bila IHSG berada di level 5.800. Sedangkan di tahun depan Wawan memproyeksikan IHSG tumbuh 10%. 

Sementara, proyeksi pertumbuhan kinerja reksadana pendapatan tetap cenderung lebih kecil di tahun depan, yaitu sekitar 6%-7%. Penyebabnya, penurunan suku bunga di tahun depan tidak akan sebanyak penurunan suku bunga di tahun ini. 

Selanjutnya: IHSG hijau, reksadana saham bakal menjadi pilihan favorit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi