BANTEN. Kinergi pertumbuhan industri di Indonesia selama tahun 2013 mengalami penurunan. Penurunan ini tak terlepas dari krisis ekonomi yang turut menekan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, yang tampak dengan inflasi yang tinggi dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, penurunan kinerja industri selama tahun 2013 memang tidak terlalu dalam. "Mengalami sedikit penurunan, tidak turun banyak, cuma sekitar nol koma sekian persen saja. Pertumbuhan sektor non migas masih sedikit di atas 6%. Tapi tentu tidak sampai 6,9% seperti tahun lalu," tutur Hidayat ketika ditemui di Pabrik PT Krakatau Posco, Cilegon, Banten, Senin (23/12). Menurut Mantan Ketua Kadin ini, penurunan kinerja industri mengalami penurunan akibat krisis global dan menekan makro ekonomi Indonesia. Seperti adanya pengetatan moneter, dollar AS yang semakion menguat dan mempengaruhi biaya produksi dalam negeri. Selain itu, bunga perbankan juga yang terus naik membuat kinerja industri melemah. Kendati mengalami penurunan secara keseluruhan, kinerja industri di bidang besi baja, mechinary, petrokimia, makanan dan minuman serta otomotif mengalami penurunan. Hidayat mengatakan, kinerja industri ini mengalami peningkatan 60% dari total pertumbuhan kinerja industri dalam negeri. Sementara, diperkirakan kinerja industri pada tahun 2014 masih belum terlepas dari rongrongan krisis tahun 2013. "Jadi khusus untuk paruh pertama tahun 2014 memang ada kehati-hatian yang dilakukan oleh semua sektor industri. Karena takut juga itu mempengaruhi demand," tutur Hidayat.
Kinerja industri selama tahun 2013 menurun
BANTEN. Kinergi pertumbuhan industri di Indonesia selama tahun 2013 mengalami penurunan. Penurunan ini tak terlepas dari krisis ekonomi yang turut menekan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, yang tampak dengan inflasi yang tinggi dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, penurunan kinerja industri selama tahun 2013 memang tidak terlalu dalam. "Mengalami sedikit penurunan, tidak turun banyak, cuma sekitar nol koma sekian persen saja. Pertumbuhan sektor non migas masih sedikit di atas 6%. Tapi tentu tidak sampai 6,9% seperti tahun lalu," tutur Hidayat ketika ditemui di Pabrik PT Krakatau Posco, Cilegon, Banten, Senin (23/12). Menurut Mantan Ketua Kadin ini, penurunan kinerja industri mengalami penurunan akibat krisis global dan menekan makro ekonomi Indonesia. Seperti adanya pengetatan moneter, dollar AS yang semakion menguat dan mempengaruhi biaya produksi dalam negeri. Selain itu, bunga perbankan juga yang terus naik membuat kinerja industri melemah. Kendati mengalami penurunan secara keseluruhan, kinerja industri di bidang besi baja, mechinary, petrokimia, makanan dan minuman serta otomotif mengalami penurunan. Hidayat mengatakan, kinerja industri ini mengalami peningkatan 60% dari total pertumbuhan kinerja industri dalam negeri. Sementara, diperkirakan kinerja industri pada tahun 2014 masih belum terlepas dari rongrongan krisis tahun 2013. "Jadi khusus untuk paruh pertama tahun 2014 memang ada kehati-hatian yang dilakukan oleh semua sektor industri. Karena takut juga itu mempengaruhi demand," tutur Hidayat.