KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten semen diprediksi masih akan positif menjelang tahun politik. Namun, bukan berarti kinerja emiten semen tanpa halangan. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, selama tahun politik berjalan kondusif, kinerja emiten semen akan tetap stabil. “Stabilitas politik dan keamanan akan menjamin stabilitas untuk berinvestasi di bidang infrastruktur dan properti, sehingga menguatkan kinerja emiten semen,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (12/9).
Sektor properti saat ini tengah menggeliat di tengah meningkatnya permintaan dari masyarakat. Di sisi lain, sektor infrastruktur masih melambat pergerakannya, karena ancaman suku bunga The Fed yang masih bisa naik lagi di tahun ini.
Baca Juga: Mirae Asset Sekuritas Optimistis Inflasi dan El Nino Dapat Mendukung Kinerja Keuangan Kedua sentimen itu pun secara langsung mempengaruhi kinerja emiten produsen semen. Menurut Nafan, era suku bunga yang tinggi tentu akan menjadi pemberat kinerja emiten semen di sisa tahun 2023. “Di tahun depan,
soft landing policy terkait suku bunga harus diterapkan oleh central banks untuk memaksimalkan pertumbuhan ekonomi di negara terkait,” tuturnya. Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas mengatakan, estimasi kinerja emiten semen di semester II 2023 yang lebih baik. Sebab, kata Sukarno, secara historis dalam 3 tahun terakhir, semeter II kinerjanya selalu lebih baik dibandingkan semester I. “Harga batubara juga tidak setinggi periode tahun lalu, sehingga akan memaksimalkan kinerjanya meskipun kelebihan pasokan tetap terjadi,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (3/9).
Baca Juga: Kinerja Emiten Semen Diproyeksi Positif, Cermati Saham Rekomendasi Analis Untuk kinerja industri semen dari kinerja properti tergantung permintaan dan kondisi suku bunga yang bisa mempengaruhi permintaan. “Tapi, proyeksi penjualan semen yang di semester II lebih dipengaruhi kejar target proyek infrastruktur sebelum periode pemerintahan selesai,” ungkapnya.
Sukarno melihat, prospek kinerja emiten produsen semen berpeluang tumbuh seiring permintaan yang lebih baik baik di semester II, seperti pembangunan IKN. Selain itu, potensi pasar ekspor yang berpeluang tumbuh sebagai solusi mengurangi kondisi
oversupply. “Kemudian, proyeksi kondisi suku bunga lebih rendah dan kondisi harga batubara sudah turun, sehingga kinerjanya dapat tumbuh lebih tinggi,” tuturnya.
Baca Juga: Ruang Penguatan IHSG Terbatas, Sejumlah Sekuritas Pangkas Target Nafan merekomendasikan hold untuk
INTP dan
SMGR dengan target harga masing-masing Rp 11.400 dan Rp 7.250 per saham. Sementara, Sukarno merekomendasikan trading buy untuk SMGR dan INTP dengan target harga Rp 7.225 dan Rp 11.000 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli