KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja instrumen reksadana bervariasi di semester pertama 2024. Reksadana saham paling terpuruk, sementara reksadana pasar uang tumbuh paling signifikan. Berdasarkan data Infovesta Utama selama Januari–Juni 2024, kumpulan produk reksadana pasar uang yang tergabung dalam Infovesta 90 Money Market Fund Index catatkan imbal hasil atau
return sekitar 2,28%
year to date (YtD). Sementara indeks reksadana pendapatan tetap mencatatkan
return sekitar 0,94% YtD, indeks reksadana campuran imbal hasilnya terkoreksi sekitar -1,76% YtD, sedangkan reksadana saham mencatatkan kinerja terburuk dengan koreksi imbal hasil sekitar -7,58% YtD.
Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division, Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, kinerja reksadana saham sangat dipengaruhi oleh pergerakan pasar saham secara keseluruhan.
Baca Juga: Kinerja Pasar Uang Paling Cemerlang selama Semester 1 2024 Jika pasar saham mengalami koreksi, seperti yang terjadi pada tahun ini, maka reksadana saham juga akan terdampak negatif. Sentimen negatif pasar saham meliputi ketidakpastian global, peristiwa politik, dan juga sentimen investor turut memainkan peran penting. “Ketika investor khawatir, mereka cenderung menjual saham, yang memengaruhi kinerja reksadana saham,” imbuh Reza kepada Kontan.co.id, Senin (1/7). Sementara itu, lanjut Reza, reksadana campuran performanya berkaitan dengan kombinasi saham dan obligasi. Jika performa saham menurun, reksadana campuran juga akan terpengaruh. “Lesunya performa saham dapat menyebabkan koreksi pada reksadana campuran,” tambah dia. Reksadana pendapatan tetap sendiri mampu hasilkan imbal hasil positif karena didorong oleh investasi dalam surat utang. Dimana, surat utang pemerintah memberikan stabilitas dan imbal hasil yang lebih konsisten daripada saham.
Baca Juga: Reksadana Pendapatan Tetap yang Masih Cuan Andalkan Obligasi Korporasi Kinerja reksadana pasar uang paling moncer karena memang sebagai investasi yang mengedepankan keamanan dan likuiditas. Reksadana pasar uang berinvestasi pada instrumen keuangan yang lebih aman dan likuid, seperti deposito dan surat berharga jangka pendek.
“Pertumbuhan imbal hasil indeks reksadana pasar uang mencerminkan kebutuhan investor akan investasi yang lebih stabil dan likuid,” kata Reza. Menurut Reza, apabila kondisi global membaik, maka reksadana saham kemungkinan dapat berbalik menguat (
rebound) di semester kedua 2024.
Sementara, reksadana pendapatan tetap dan pasar uang diproyeksi tetap akan menawarkan imbal hasil menarik di tengah kondisi suku bunga tinggi. Adapun dalam sebulan terakhir, kinerja reksadana saham berkinerja paling baik di antara kelas aset lainnya. Selama Juni 2024, kumpulan produk reksadana saham hasilkan
return sekitar 0,74%
Month on Month (MoM), disusul indeks reksadana campuran 0,59% MoM, lalu indeks reksadana pasar uang dengan
return 0,34% MoM, serta reksadana pendapatan tetap dengan
return sekitar 0,11% MoM. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati