KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intra Golflink Resorts Tbk (
GOLF) membukukan kinerja yang positif sepanjang di tahun lalu. Pendapatan dan laba tercatat tumbuh dari tahun sebelumnya. Tahun lalu, pendapatan bersih GOLF naik 11,49% yoy dari Rp 177,58 miliar di tahun 2023 menjadi Rp 197,99 miliar di tahun 2024. Kemudian Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 67,57 miliar di tahun 2024. Angka itu naik 12,29% yoy dari Rp 60,17 miliar di tahun 2023.
Baca Juga: Intra Golflink Resorts (GOLF) Anggarkan Capex Rp 323,3 Miliar di Tahun 2025 Nafan Aji Gusta,
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas melihat, pertumbuhan kinerja GOLF tahun lalu terjadi di tengah-tengah kondisi makroekonomi domestik yang belum kondusif. Meskipun begitu, kondisi makroekonomi yang memang masih belum kondusif membuat tantangan GOLF di tahun 2025 masih belum berakhir. “Kecuali jika Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga yang bisa meningkatkan daya beli,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (8/4).
Baca Juga: Intra Golflink (GOLF) Catat Pertumbuhan Kinerja Tahun 2024, Ini Pendorongnya Salah satu tantangan paling berat yang dihadapi GOLF di tahun 2025 adalah masalah daya beli masyarakat. Sebab, industri bisnis Intra Golflink yang berada di sektor pariwisata golf bergantung pada kemampuan masyarakat mengeluarkan dana. “Untuk pergerakan sahamnya, GOLF cukup likuid walaupun baru IPO dan
market cap masih kecil,” tuturnya.
Nafan pun merekomendasikan
hold untuk GOLF dengan target harga Rp 200 per saham. Disisi lain, analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham GOLF ada di area
support Rp 181 per saham dan
resistance Rp 192 per saham. Herditya pun merekomendasikan
trading buy untuk GOLF dengan target harga Rp 194 - Rp 197 per saham.
Analis Phillip Sekuritas Indonesia Joshua Marcius melihat, pergerakan saham GOLF sedang dalam tren
bearish dan bertahan di bawah EMA20. Pergerakan itu diikuti dengan
stochastic yang mengarah ke bawah pada area netralnya. Sehingga, menunjukkan potensi penurunan lanjutan ke level
support Rp 175 per saham selama bergerak di bawah area
resistance Rp 200 per saham. “Rekomendasi yang dapat dipertimbangkan adalah
wait and see,” ungkapnya kepada Kontan, Selasa (8/4). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News