Kinerja investasi dana pensiun di kuartal III tertekan lesunya pasar saham



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan investasi industri dana pensiun turun signifikan sepanjang kuartal III 2020 karena harga saham - saham di pasar modal terkoreksi sebagai dampak pandemi Covid-19. 

"Turunnya pendapatan investasi disebabkan karena nilai portofolio saham dan obligasi terkoreksi cukup dalam, khususnya saham," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi kepada Kontan.co.id, Senin (16/11). 

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menunjukkan, pendapatan investasi industri dana pensiun turun 14,13% yoy menjadi Rp 14,28 triliun hingga September 2020. Padahal September tahun lalu, pendapatan investasi masih sebesar Rp 16,63 triliun. 


Baca Juga: Asuransi Reliance Indonesia catat pendapatan premi tumbuh 15% yoy per September 2020

Bambang masih yakin pendapatan investasi industri akan membaik hingga akhir tahun seiring kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) walaupun sulit menyamai kinerja tahun lalu. Paling tidak, IHSG bisa berada di level 6.000-an pada akhir 2020.  

Guna mengantisipasi penurunan lebih besar, pemain dana pensiun lebih berhati - hati. Bambang menyebut, mereka memilih mengambil langkah konservatif sesuai arah investasi dan strategi pengalokasian aset karena model investasi dana pensiun berdasarkan liabilitas driven atau nilai kewajiban. "Yang jelas, Dapen tidak akan mengalami perubahan secara drastis dari besaran portofolio. Mereka tetap jaga likuiditas," jelasnya. 

Senada, Dana Pensiun PT Bank Tabungan Negara (Dapen BTN)  telah mengantisipasi dampak Covid-19 terhadap investasi perusahaan sejak  triwulan II 2020. Direktur Utama Dapen BTN Mas Guntur Dwi Sulistyanto bilang, perusahaan berupaya mengurangi investasi dalam bentuk saham dan reksadana saham.

Baca Juga: Jaga keabsahan polis nasabah, Aswata luncurkan QR code

"Kemudian investasi dialihkan lebih banyak di pasar uang. Serta melakukan monitoring dan evaluasi ketat atas obligasi korporasi yang memiliki porsi terbesar dari total investasi dengan melakukan evaluasi secara berkala terhadap performance emitennya," jelasnya.

Editor: Tendi Mahadi