Kinerja Jasa Marga melaju di ruas jalan tol baru



JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) berencana menerbitkan obligasi baru senilai Rp 1 triliun. Hasil obligasi tersebut akan digunakan membayar utang jatuh tempo sebesar Rp 700 miliar dan sisanya untuk modal kerja. "Waktu penerbitan di September 2014," kata Reynaldi Hermansjah, Direktur Keuangan JSMR (Harian KONTAN, edisi 30 Mei 2014).

Raymond Budiman, analis Panin Sekuritas, mengemukakan penerbitan obligasi baru JSMR tak mengubah rasio utang perusahaan ini. Maklum, hasil penerbitan obligasi untuk membayar utang, maka debt to equity ratio (DER) tak berubah. "JSMR masih aman untuk menambah utang, karena masih punya kas yang banyak," kata Raymond.

Analis Batavia Prosperindo Sekuritas, Steven Gunawan, menilai DER JSMR masih 0,4 kali dan terbilang wajar. Menurut dia, JSMR merupakan  perusahaan pengelola jalan tol dan banyak membutuhkan investasi di awal proyek. "Setelah jalan tol jadi, baru akan menikmati hasil usaha," ujar Steven. Sejak akhir tahun lalu, JSMR sudah membuka tiga ruas jalan tol, yakni Lingkar Luar Bogor, Ungaran-Bawen, Kebon Jeruk-Ciledug.


Di kuartal III-2014 JSMR akan kembali membuka ruas tol baru yakni di  Gempol-Pandaan dan akan kembali membuka ruas baru Ciledug-Ulujami pada kuartal IV-2014. JSMR juga akan membuka ruas tol baru Gempol-Rembang dan Rian-Mojokerto di tahun depan.

Jika dibandingkan tahun lalu yang hanya membuka satu ruas jalan tol baru, pencapaian JSMR tahun ini lebih tinggi. Tahun ini total jalan tol baru yang dibuka 35,6 kilometer (km). Ekspansi ini akan membuat trafik JSMR tumbuh konsisten 5,93% setiap tahun.

Raymond berharap, tren ini terus berlanjut hingga 2016 seiring dengan terus bertambahnya ruas jalan tol baru. Dia memprediksi, ruas tol baru akan menyumbang pertumbuhan trafik 7,91% menjadi 1,36 miliar kendaraan. Jika menggunakan jumlah panjang jalan tol tetap 589 km per akhir 2013, Dia memproyeksikan trafik akan tumbuh 1,5% per tahun hingga 2016. "Kami menilai tambahan jalan tol ini mendorong pendapatan JSMR," kata dia.

Apalagi, JSMR boleh menaikkan tarif tol setiap dua tahun sekali sesuai inflasi. Di tahun 2012-2013, JSMR sudah menaikkan tarif. Steven bilang, JSMR kembali menaikkan tarif jalan tol di 2016.

Raymond bilang, efek kenaikan tarif jalan tol di akhir 2013 terasa pada tahun ini. "Sebagian besar tarif tol dinaikkan pada akhir tahun ganjil dan awal tahun genap, sehingga pendapatan di tahun genap tumbuh signifikan dibandingkan tahun ganjil," ujar dia.

Handoko Wijoyo, analis Mandiri Sekuritas, dalam riset 2 Mei 2014 bilang, hasil penyesuaian tarif di akhir 2013 berhasil menjadikan pendapatan tol JSMR di kuartal I-2014 tumbuh 13% year on year (yoy) menjadi Rp 1,6 triliun.

Raymond yakin, pendapatan JSMR tahun ini naik 16,6%, menjadi Rp 11,9 triliun dari Rp 10,21 triliun. Laba bersih JSMR tumbuh 15,4% menjadi Rp 1,5 triliun dari Rp 1,3 triliun di 2013. Sementara Handoko memperkirakan, pendapatan JSMR Rp 11,1 triliun dengan laba Rp 1,56 triliun.

Handoko merekomendasikan, neutral di Rp 6.200. Raymond dan Steven menyarankan buy dengan target masing-masing di Rp 6.800 dan Rp 6.400. Selasa (3/6), harga JSMR naik 1,71% ke Rp 5.950 per saham.          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana