Kinerja Jasa Marga terungkit tarif tol bandara



JAKARTA. Bagi Anda pengguna ruas jalan Tol Sedyatmo (tol bandara), sebaiknya bersiap merogoh kocek lebih dalam. Maklum mulai 13 Oktober 2016, akan ada kenaikan tarif ruas tol menuju bandara Soekarno-Hatta tersebut.

PT Jasa Marga Tbk selaku operator jalan tol penghubung kota Jakarta dengan bandara terbesar di Indonesia tersebut menaikkan tarif melintas mulai 7,14% sampai 16,67%. "Kenaikan tarif menyesuaikan inflasi sebesar 9,79%," kata Subakti Syukur, Direktur Operasi II PT Jasa Marga Tbk kepada wartawan di Jakarta, Jumat (7/10).

Merujuk aturan Undang-Undang (UU) Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, kenaikan tarif bisa dilakukan setelah evaluasi selama dua tahun. Rata-rata, tarif jalan Tol Sedyatmo naik Rp 1.000 dari tarif lama.   Untuk tarif kendaraan golongan I, naik dari sebelumnya Rp 6.000 menjadi Rp 7.000. Kenaikan tarif sebesar Rp 1.000 juga terjadi untuk golongan lainnya kecuali golongan III yang hanya naik Rp 500 dari tarif sebelumnya Rp 9.500, naik jadi Rp 10.000.


Subakti menyatakan, perhitungan kenaikan tarif mengacu inflasi yang terjadi dua tahun belakangan. Untuk menaikkan tarif jalan Tol Sedyatmo tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, selaku regulator jalan tol.

Tak hanya menaikkan tarif jalan Tol Sedyatmo saja, Jasa Marga juga berencana menaikkan tarif jalan tol lainnya yaitu ruas Tol Jakarta-Cikampek. "Rencananya tarif Tol Jakarta-Cikampek naik tahun ini. Kami hanya tinggal menunggu surat keputusan (SK) dari menteri,” kata Subakti.

Adapun persentase kenaikan tarif jalan tol Jakarta–Cikampek yang diajukan Jasa Marga tak jauh berbeda dengan jalan Tol Sedyatmo. Sebab, hitungan kenaikan mengacu inflasi. “Untuk ruas tol Jakarta-Cikampek tarifnya juga disesuaikan dengan inflasi 8,13%" jelas Subakti.

Dengan kenaikan tarif tersebut, Jasa Marga berjanji melakukan perbaikan di ruas jalan Tol Sedyatmo. Untuk itu, Jasa Marga menganggarkan dana perbaikan jalan tol tahun 2017 senilai Rp 140 miliar. Tak hanya untuk perbaikan saja, Subakti bilang, dana tersebut akan digunakan untuk menambah lebar jalan di beberapa area Tol Sedyatmo, tepatnya ada di pintu gerbang jalan Tol Cengkareng.

Dana perbaikan juga digunakan untuk menambah CCTV dan gerbang tol otomatis. Subakti menjelaskan, tahun depan Jasa Marga akan menambah tujuh gardu tol otomatis di ruas jalan Tol Sedyatmo, sehingga nanti ada 33 gardu tol otomatis di ruas tol menuju bandara tersebut.

Dongkrak kinerja

Kenaikan tarif jalan Tol Sedyatmo menjadi tenaga baru bagi Jasa Marga untuk menggenjot pendapatan tahun ini. Berapa besar dampak kenaikan tarif ke pendapatan Jasa Marga? Subakti belum bisa menghitung angka pastinya. Ia hanya memprediksi, pengaruhnya terhadap kenaikan pendapatan kurang dari 10%.

Sebelumnya, Anggiasari, Direktur Keuangan Jasa Marga menjelaskan, kenaikan tarif ruas tol tersebut akan mendorong pertumbuhan kinerja perusahaan pelat merah ini. Namun, efek kenaikan tarif rol tersebut belum signifikan tahun ini karena tarif berlaku di kuartal terakhir.   Yang jelas, rencana kenaikan tarif jalan tol Soedijatmo termasuk strategi bisnis dari Jasa Marga untuk mengejar target kenaikan pendapatan 20% hingga akhir tahun ini. Perlu diketahui, ruas jalan tol Soedijatmo berkontribusi 10% ke pendapatan Jasa Marga.

Adapun kontribusi dari pendapatan dari ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek berkontribusi sebesar 15%. Maka itu, Anggiasari optimistis, kenaikan tarif tol akan berdampak positif bagi kinerja emiten berkode saham JSMR tersebut, terutama kinerja tahun 2017.

Pada semester pertama tahun 2016, Jasa Marga membukukan pendapatan Rp 4,2 triliun, naik 16% ketimbang pendapatan periode yang sama tahun 2015 Rp 3,6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini