Kinerja Jeblok, Kodak Rumahkan 4.500 Karyawan



NEW YORK. Satu per satu, perusahaan di Amrik mulai melaporkan kinerja kuartal empatnya. Demikian pula halnya dengan Eastman Kodak Co. Ternyata, hasilnya tidak menggembirakan sehingga membuat Kodak berencana merumahkan sekitar 4.500 pekerjanya tahun ini. Penurunan permintaan yang dramatis untuk kamera digital dan cetak foto komersial menjadi penyebab utamanya.

Jumlah kerugian yang dialami Kodak pada kuartal akhir lalu mencapai US$ 137 juta atau 51 sen per saham. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun 2007, Kodak mengalami laba sebesar US$ 215 juta atau 75 sen per saham.

"Selama tiga bulan terakhir tahun 2008, kami mengalami penurunan paling dramatis di beberapa bisnis kunci akibat penurunan anggaran belanja konsumen. Hal ini secara signifikan juga turut mengurangi permintaan akan produk kami," papar Chief Executive Officer Kodak Antonio Perez dalam pernyataannya.


Adanya laporan ini membuat saham Kodak turun 25% ke rekor terendah dalam sejarah. Tentunya, ini menjadikan perusahaan kamera tersebut menjadi pecundang terbesar di New York Stock Exchange pada Kamis kemarin.

Untuk itu, Kodak juga berencana untuk melakukan strategi lain dalam menghemat biaya. Terakhir kali, kebijakan ini pernah dilakukan pada 2003 silam.

Sekitar setahun lalu, Kodak pernah mengumumkan bahwa pihaknya telah menyelesaikan restrukturisasi transformasi ke sistem produk dan printer digital photography. Transformasi ini memakan waktu empat tahun dan biaya yang tidak sedikit. Selama masa restrukturisasi itu, Kodak sudah memangkas armada kerjanya yang saat ini berjumlah 26.900 orang.

Kabarnya, produsen kamera ini akan mengurangi kembali pekerjanya sekitar 3.500 hingga 4.500 di tahun kerbau ini. Dengan adanya strategi itu, Kodak menargetkan dapat menghemat sekitar US$ 300 juta hingga US$ 350 juta dalam setahun.

Standard & Poors Erik Kolb mempertanyakan apakah jumlah karyawan yang di PHK Kodak sudah cukup banyak. Tidak hanya itu, Kolb juga bertanya-tanya strategi apa yang bakal dilakukan Kodak untuk meningkatkan penjualannya.

"Transformasi yang dilakukan Kodak ke sistem digital agak terlambat. Sekarang mereka harus menghadapi menurunnya permintaan dari konsumen, padahal mereka masih terkena dampak dari transformasi sistem film," jelas Kolb.

Equity Research Analyst

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie