KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kawasan industri mulai ramai memasuki semester kedua. Tapi, kinerja kawasan industri ini kesiapan industri yang ada di dalamnya. Sementara kawasan industri ini sifatnya hanya memfasilitasi. "Jadi kalau memang industri terlihat sudah siap masuk, kinerja kawasan akhirnya akan membaik," kata Sunny Iskandar, Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) sekaligus Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Pengembangan Kawasan Ekonomi saat dihubungi kontan.co.id, Minggu (7/7). Sunny menambahkan, pengembang properti kawasan industri sudah siap dan sedang menunggu
tenant dari luar mulai masuk. Namun, dirinya menilai usai pemilihan presiden diharapkan ada reaksi positif karena pemerintah sama sehingga program sama.
Dari sana diharapkan ada kesinambungan daripada program yang ada sebelumnya kemudian dikaitkan dengan pembangunan infrastruktur. Bahkan ia juga bilang sudah mulai ada pergerakan kedatangan industri yakni Toyota dan Hyundai. "Jadi semoga mereka merealisasikan investasinya," kata Sunny. Sekadar informasi, pada tahun 2019, ditargetkan sebanyak 18 kawasan industri di luar Jawa sudah dapat beroperasi, yang di antaranya saat ini 8 kawasan industri dalam tahap konstruksi dan 10 masih tahap perencanaan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN, terdapat 23 kawasan industri yang ditetapkan sebagai PSN. Sebanyak 18 kawasan industri yang tengah dikebut pembangunannya sehingga diharapkan bisa selesai pada tahun 2019, yaitu di Lhoukseumawe, Ladong, Medan, Tanjung Buton, Landak, Maloy, Tanah Kuning, dan Bitung. Kedelapan kawasan industri ini yang sedang tahap konstruksi. Sementara itu, 10 kawasan industri yang masih tahap perencanaan adalah di Kuala Tanjung, Kemingking, Tanjung Api-api, Gandus, Tanjung Jabung, Tanggamus, Batulicin, Jorong, Buli dan Teluk Bintuni. Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar sebelumnya mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mengevaluasi secara singkat kondisi pengembangan semester I-2019. Hasil yang terlihat diprediksi masih belum bisa tercapai. "Masih banyak daerah yang masih masalah dalam pertanahan dan perijinan kawasan," kata Haris saat dihubungi oleh Kontan.co.id, Jumat (5/7). Oleh karena itu dari target tersebut pihaknya berencana akan merevisi target. Namun untuk saat ini ada beberapa lokasi masih diupayakan penyelesaian dalam tahap konstruksi sampai akhir tahun 2019. Haris tidak menyebutkan lokasi yang mana akan selesai maupun yang akan tertunda.
Haris menjelaskan investasi baru seperti Hyundai dan juga Toyota masih akan berada di Jawa. Hal ini karena secara infrastruktur investor melihat lebih siap. Baik konektivitas secara fisik seperti pelabuhan dan jalan tol. Maupun yang non fisik seperti konektivitas jaringan internet 5G. "Hyundai dan Toyota juga melihat kesiapan bahan baku komponen kendaraan otomotif misalnya masih banyak ada di Jawa," jelasnya. Haris menambahkan kawasan industri di Jawa akan difokuskan pada pengembangan jenis industri tertentu, sedangkan pengembangan kawasan industri baru di luar Jawa diarahkan pada industri berbasis sumber daya alam dan pengolahan mineral. "Contohnya di Morowali jumlah okupansi disana sudah hampir penuh dan produksi hilirisasi
nickel ore menjadi
stainless steel sudah berjalan," jelasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati