KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (HRUM, anggota indeks Kompas100) mengantongi pendapatan sebesar US$ 336,71 juta di tahun lalu. Laba tersebut tumbuh 3,41% dibandingkan tahun 2017 yang sebanyak US$ 325,60 juta. Seiring meningkatnya pendapatan, beban pokok pendapatan HRUM juga naik 10,06% menjadi US$ 235,22 juta di 2018.

Dus, emiten tambang ini menorehkan laba kotor US$ 101,48 juta atau turun 9,30% dari tahun 2017 yang senilai US$ 111,89 juta. Selain itu beban penjualan dan beban administrasi mereka juga lebih besar ketimbang tahun 2017.

Alhasil HRUM mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan pada entitas induk senilai US$ 31,80 juta di 2018 atau turun 29,77% dari tahun 2017 sebesar US$ 45,28 juta.

Direktur Utama Harum Energy Ray Antonio Gunara menyampaikan kinerja keuangan HRUM pada tahun 2018 dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal. “Seperti harga batubara global yang mengalami penurunan terutama menjelang akhir tahun, dan faktor internal dari biaya produksi yang meningkat,” ungkapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (7/5).

Nah, sampai kuartal pertama tahun ini pun kinerja HRUM masih terpapar harga batubara yang melemah. Pendapatan HRUM merosot 16,99% menjadi US$ 72,06 juta, padahal kuartal pertama tahun lalu mencapai US$ 86,81 juta. Begitu pula laba bersih HRUM turun 49,40% menjadi US$ 6,38 juta di kuartal I 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat