KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek kinerja keuangan PT Mayora Indah Tbk (
MYOR) diprediksi melaju positif hingga akhir 2023. Hal ini seiring dengan biaya operasional yang diperkirakan lebih rendah. Analis Ciptadana Sekuritas Asia Putu Chantika Putri mengatakan bahwa kinerja laba bersih kuartal I 2023 MYOR mampu melebihi ekspektasinya dan konsensus, mencerminkan 35% dan 31% dari proyeksi setahun penuh. Tiga bulan pertama, MYOR mencetak rekor laba bersih Rp 727,21 miliar atau tumbuh 137,65% secara tahunan (YoY). Dengan menghilangkan pos-pos non-inti, laba inti kuartal I 2023 juga tumbuh kuat menjadi Rp 906 miliar atau tumbuh 218% YoY dan 38% kuartalan (QoQ). "Angka laba yang kuat disebabkan oleh pemulihan marjin yang signifikan dan penerapan langkah-langkah efisiensi biaya," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (4/7).
Chantika melihat, peningkatan marjin secara berurutan dimana GPM meningkat pesat sebesar 5,6ppt YoY dan 2,6ppt QoQ menjadi 27,4% di kuartal. Peningkatan tersebut berkat penurunan harga bahan baku dari harga gandum dan harga CPO.
Baca Juga: Didorong Sejumlah Strategi, Kinerja MYOR Diprediksi Melaju Positif Hingga Akhir 2023 Selain itu, margin EBIT juga meningkat secara signifikan menjadi 13,6%. Hal ini karena perusahaan mencatatkan opex yang lebih rendah terhadap penjualan sebesar 13,8% dibanding kuartal I 2022 sebesar 16% karena biaya pengiriman yang lebih rendah atau turun 35,2% YoY, yang menyumbang 1,7% dari total penjualan dibandingkan 2,9% dari penjualan bersih kuaratal I 2022. Pengeluaran iklan dan promosi memang meningkat 1,4% YoY, tetapi masih menyumbang 9,1% dari total penjualan, sejalan dengan panduan sebesar 9%-11%. "Sebagai hasilnya, marjin laba bersih lebih tinggi di 8,6%," paparnya. Analis RHB Sekuritas, Vanessa Karmajaya menambahkan bahwa MYOR mungkin akan terus mempertahankan rasio iklan dan promosi terhadap pendapatan di 9-11%. Hal ini berdampak kuat setelah memasang iklan permen Kopiko di beberapa episode serial drama Korea Selatan, Taxi Driver 2. Alhasil, MYOR mencatatkan peningkatan penjualan tahunan yang kuat untuk produk Kopiko di beberapa negara pada kuartal I 2023, seperti Asia tumbuh 20%, Indonesia tumbuh 18%, India 6%-8%, dan Korea Selatan 100%. "Biaya pengiriman mulai stabil di kuartal II 2023, setelah membukukan penurunan 26% QoQ dan 35% YoY di kuartal I 2023," tambahnya. Meski begitu, kedua analis menilai bahwa kenaikan harga gula akan memberikan dampak nyata. Kenaikan harga gula akibat meningkatnya permintaan yang diperparah dengan memburuknya prospek cuaca. Namun, efeknya diperkirakan tidak signikan. Vanessa menyebutkan dampak kenaikan harga gula sebesar 32% Ytd, atau sekitar 10%-15% dari total biaya bahan baku telah melampaui estimasi harga tertinggi MYOR. Namun, perusahaan mempertahankan panduannya sebesar 25%-27% marjin laba kotor pada 2023 karena penurunan harga komoditas lain dapat membantu meringankan beban, seperti gandum turun 19,9% Ytd dan CPO turun 5,8% Ytd.
"Sisi positifnya, perusahaan masih memiliki buffer untuk stok gula karena perusahaan membeli dengan kontrak 3-6 bulan," sambung Chantika. Dengan begitu tahun ini kinerja MYOR diprediksi mampu melaju positif, dengan Ciptadana Sekuritas Asia memproyeksikan pendapatan MYOR sebesar Rp 34,64 triliun dan laba bersih Rp 2,6 triliun. Sementara RHB Sekuritas memperkirakan pendapatan dan laba bersih MYOR, masing-masing Rp 33,75 triliun dan Rp 2,6 triliun. Keduanya pun merekomendasikan buy MYOR, dengan target harga Rp 3.200. Pada penutupan perdagangan Selasa (4/7), harga MYOR ditutup menguat 0,77% ke Rp 2.620 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .