KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat industri fintech peer to peer (P2P) lending mencatatkan peningkatan laba yang signifikan per Mei 2024. Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman, menyatakan bahwa laba industri fintech lending mencapai Rp 277,02 miliar pada Mei 2024, meningkat hampir 59,45% dari Rp 173,73 miliar pada April 2024. "Penurunan laba yang dialami pada awal tahun berbalik dengan peningkatan penyaluran pendanaan bulanan," ujar Agusman dalam lembar jawaban tertulis RDK OJK, Selasa (9/7).
Baca Juga: OJK Naikkan Batas Pendanaan Produktif Fintech Jadi Rp 10 Miliar, Ini Kata Modalku Pada awal tahun, industri fintech P2P lending mengalami kerugian yang cukup besar. Pada Januari 2024, kerugian mencapai Rp 135,57 miliar, berkurang menjadi Rp 97,53 miliar pada Februari, dan menurun lagi menjadi Rp 27,30 miliar pada Maret. Keadaan mulai membaik pada April 2024, dengan industri mencatatkan laba sebesar Rp 173,73 miliar. Salah satu pemain utama di industri ini, PT Akselerasi Usaha Indonesia atau Akseleran, menargetkan laba sebesar Rp 18-Rp 20 miliar sepanjang tahun 2024. Group CEO & Co-Founder Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan, optimistis dapat mencapai target tersebut dengan menurunkan biaya operasional hampir 40% dibandingkan tahun lalu dan meningkatkan pendapatan. "Penyaluran pinjaman kami per Juni tercatat sekitar Rp 1,45 triliun, naik sekitar 5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kami menargetkan penyaluran pinjaman mencapai Rp 3,4 triliun tahun ini," jelas Ivan pada Kamis (18/7).
Baca Juga: OJK Naikkan Batas Pendanaan Produktif Fintech Jadi Rp 10 Miliar, Ini Respons AFPI Sementara itu, Modalku, salah satu platform fintech P2P lending lainnya, fokus mencapai profitabilitas dengan pendapatan yang stabil selama semester pertama 2024. Arthur Adisusanto, Country Head Modalku Indonesia, mengungkapkan bahwa Modalku telah menyalurkan lebih dari Rp 61 triliun kepada lebih dari 5,1 juta transaksi UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. "Tahun ini kami berharap mencatatkan pertumbuhan yang konsisten dan lebih baik dibanding tahun lalu, sambil menjaga kualitas portofolio pendanaan," kata Arthur kepada Kontan.co.id, Kamis (18/7).
Baca Juga: Pengamat: Pembiayaan Fintech Lending di Sektor Produktif Berisiko Tinggi Modalku juga akan memprioritaskan beberapa industri UMKM seperti perdagangan besar dan eceran, manufaktur dan daur ulang, serta supplier alat kesehatan, akomodasi dan layanan makanan, dan industri hiburan. Mereka terus berinovasi dan berkolaborasi untuk menyediakan solusi pendanaan yang lebih luas bagi UMKM, serta mengevaluasi peluang ekspansi cabang untuk distribusi pendanaan yang lebih merata. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli