KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT XL Axiata Tbk (EXCL) di kuartal I-2021 kurang maksimal. Pendapatan perusahaan halo-halo ini turun, masing-masing 1,7% secara tahunan (yoy) dan 3,8% secara quarter on quarter (qoq), menjadi Rp 6,25 triliun di akhir Maret lalu. Menurut Analis Samuel Sekuritas Selvi Octaviani dalam risetnya yang dirilis pada 21 Mei 2021, penurunan pendapatan EXCL secara qoq menjadi yang kedua kali secara berturut-turut. Dalam kinerja terbarunya, beban marketing EXCL juga terlihat naik, masing-masing 17,4% qoq dan 16,0% qoq pada tiga bulan pertama tahun ini. Artinya marketing yang dilakukan EXCL belum berpengaruh optimal pada pendapatan perusahaan.
EXCL Chart by TradingView Dari sisi beban, pos beban karyawan dan beban general and administrative expenses (G&A) turun masing-masing 23,4% secara yoy dan 42,0% secara yoy. Akan tetapi, Selvi menilai penurunan pada kedua pos beban tersebut akan sulit dipertahankan pada kuartal-kuartal berikutnya. Selvi melihat dengan adanya kompetisi ini, EXCL, anggota indeks Kompas100 ini, masih belum mengeluarkan strategi aktif dalam merebut pangsa pasar, sehingga ia memproyeksikan pendapatan perusahaan di akhir 2021 hanya naik 0,77%. Dia juga menurunkan proyeksi EBITDA EXCL 0,74% dan memproyeksikan laba bersih naik 97,04%. Proyeksi tersebut turun dari proyeksi sebelumnya. Walau begitu, Selvi masih merekomendasikan beli bagi saham EXCL. Dia pun memberikan target harga bagi perusahaan halo-halo ini sebesar Rp 3.000 per saham. Namun, dia juga menggarisbawahi beberapa hal yang bisa menjadi tantangan bagi EXCL ke depannya. Yakni, potensi konsolidasi ISAT dan Hutchison 3 yang membuat jarak antara jumlah pelanggan EXCL dan ISAT semakin melebar. Di sisi lain konsolidasi diharapkan dapat meredam kompetisi dan mencegah perang harga. Selain itu, dari keputusan Telkomsel yang mulai menaikkan beberapa harga paket data, ini dinilai akan membuat kompetisi antar operator lebih longgar ke depannya. Editor: Anna Suci Perwitasari