KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT XL Axiata Tbk (
EXCL) di kuartal I-2021 kurang maksimal. Pendapatan perusahaan halo-halo ini turun, masing-masing 1,7% secara tahunan (yoy) dan 3,8% secara
quarter on quarter (qoq), menjadi Rp 6,25 triliun di akhir Maret lalu. Menurut Analis Samuel Sekuritas Selvi Octaviani dalam risetnya yang dirilis pada 21 Mei 2021, penurunan pendapatan EXCL secara qoq menjadi yang kedua kali secara berturut-turut. Dalam kinerja terbarunya, beban marketing
EXCL juga terlihat naik, masing-masing 17,4% qoq dan 16,0% qoq pada tiga bulan pertama tahun ini. Artinya marketing yang dilakukan EXCL belum berpengaruh optimal pada pendapatan perusahaan.
Lebih lanjut, penurunan pendapatan
EXCL terjadi karena pendapatan data yang menurun 1,5% qoq menjadi Rp 5,2 triliun. Hal tersebut lantaran adanya subsidi kuota pelajar dan ketatnya persaingan di industri telekomunikasi. “Padahal pendapatan data menempati porsi terbesar atau mencapai 83% dari total pendapatan
EXCL,” jelas Selvi dalam riset yang dikutip Kontan.co.id. Dengan masih berjalannya program subsidi kuota belajar Kemendikbud saat ini, pertumbuhan pendapatan data dinilai masih akan terdampak. Selain itu, persaingan ketat masih dialami
EXCL, bahkan saat ini masih mengalami penurunan pelanggan sebanyak 1,9 juta menjadi 56 juta di akhir kuartal I 2021.
Baca Juga: Disney akan menutup 18 kanal saluran TV, adakah efeknya ke XL Axiata (EXCL)? Dari sisi beban, pos beban karyawan dan beban
general and administrative expenses (G&A) turun masing-masing 23,4% secara yoy dan 42,0% secara yoy. Akan tetapi, Selvi menilai penurunan pada kedua pos beban tersebut akan sulit dipertahankan pada kuartal-kuartal berikutnya. Selvi melihat dengan adanya kompetisi ini, EXCL, anggota indeks
Kompas100 ini, masih belum mengeluarkan strategi aktif dalam merebut pangsa pasar, sehingga ia memproyeksikan pendapatan perusahaan di akhir 2021 hanya naik 0,77%. Dia juga menurunkan proyeksi EBITDA
EXCL 0,74% dan memproyeksikan laba bersih naik 97,04%. Proyeksi tersebut turun dari proyeksi sebelumnya.
Walau begitu, Selvi masih merekomendasikan beli bagi saham
EXCL. Dia pun memberikan target harga bagi perusahaan halo-halo ini sebesar Rp 3.000 per saham. Namun, dia juga menggarisbawahi beberapa hal yang bisa menjadi tantangan bagi
EXCL ke depannya. Yakni, potensi konsolidasi ISAT dan Hutchison 3 yang membuat jarak antara jumlah pelanggan EXCL dan
ISAT semakin melebar. Di sisi lain konsolidasi diharapkan dapat meredam kompetisi dan mencegah perang harga. Selain itu, dari keputusan Telkomsel yang mulai menaikkan beberapa harga paket data, ini dinilai akan membuat kompetisi antar operator lebih longgar ke depannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari