Kinerja Kuartal I-2023 Lesu, Ini Upaya Transcoal Pacific (TCPI)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pelayaran, PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) berharap kinerjanya di semester I-2023 akan mencatatkan perbaikan dibandingkan kuartal pertama lalu. 

Maklumlah, bisnis TCPI di tiga bulan pertama tahun ini terpantau kurang memuaskan dengan adanya penurunan dari sisi kinerja pendapatan. 

Per kuartal I-2023, pendapatan Transcoal Pacifik mengalami penyusutan 8% menjadi Rp 384,07 miliar per akhir kuartal I-2023. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, TCPI meraih pendapatan sebesar Rp 417,55 miliar. 


Baca Juga: Transcoal Pacific (TCPI) Berencana Tambah 8 Armada Baru Tahun Ini

Corporate Secretary Transcoal Pacific Anton Ramada menyebutkan, nilai pendapatan yang lebih rendah itu utamanya disebabkan karena terjadinya penurunan volume angkutan pada kuratal I – 2023, dibandingkan posisi pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

“Secara umum dapat dikatakan bahwa pendapatan Perseroan pada kuartal I-2023 belum  mengalami pertumbuhan dari tahun 2022. Namun Perseroan tetap berharap pada semester I -2023 akan terjadi  pertumbuhan, agar kinerja semester I – 2023 sesuai dengan ekspektasi Perseroan,” ungkap Anton, kepada Kontan.co.id, Selasa (15/5). 

Untuk memaksimalkan kinerja pada kuartal-kuartal selanjutnya, TCPI disebut Anton akan berupaya mengoptimalkan penggunaan armada milik sendiri untuk pengangkutan kargo. Dan jika masih dibutuhkan, barulah perseroan akan menyewa armada dari pihak ketiga. 

Selain dari pada itu, peningkatan kualitas layanan serta menjaga hubungan baik dengan pelanggan tetap menjadi fokus perseroan untuk meningkatkan bisnis.  

“Dan juga berupaya untuk menambah jumlah pelanggan termasuk dengan cara mendiversifikasi kargo angkutan,” tambahnya. 

 
TCPI Chart by TradingView

Terkait perolehan kontrak baru, pada Februari 2023 TCPI berhasil mendapatkan kontrak pengangkutan dan pemindahmuatan batubara dari salah satu Perusahaan tambang batubara terbesar di Kalimantan Timur, dengan periode kontrak selama 5 tahun dan estimasi nilai kontrak sebesar Rp 2,57 triliun.  

Untuk diketahui, Per Maret 2023, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepdaa pemilik entitas induk naik tipis 1,28%, dari Rp 40,69 miliar menjadi Rp 41,25 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .