KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dinilai mencatatkan kinerja yang moderat di kuartal II/2021. Di kuartal II/2021, ICBP mencatatkan laba bersih sebanyak Rp 1,4 triliun. Secara akumulasi, di semester I/2021 ICBP berhasil mencatatkan laba bersih Rp 3,2 triliun turun 4,6% secara
year on year (yoy). Analis NH Korindo Sekuritas Putu Chantika dalam risetnya melihat, angka tersebut di bawah ekspektasinya, karena adanya tekanan dari biaya input yang lebih tinggi. Akan tetapi, ia mengamati, kalau ICBP biasanya membukukan penjualan yang lebih rendah di kuartal II/2021 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Secara keseluruhan, di kuartal II/2021 ICBP melaporkan penjualan sebesar Rp 13,1 triliun, atau naik 18,7% secara yoy, dan turun 13,2% secara qoq. Menurutnya sebagian besar dari pertumbuhan berasal dari pertumbuhan volume, terutama di segmen mie dan susu.
Putu juga berharap, dengan manajemen yang telah meningkatkan harga jual rata-rata (ASP) beberapa produk ICBP sebanyak 3-4%, akan dapat menahan penurunan margin laba kotor (GPM) ICBP.
Baca Juga: Bisnis bank syariah berpeluang tumbuh, simak rekomendasi saham BSI (BRIS) Putu melihat, pertumbuhan segmen mie instan di kuartal II/2021 mencapai Rp 9,1 triliun atau naik 24,7% secara yoy. Akan tetapi menurutnya pertumbuhan ini melambat karena permintaan domestik yang lemah meskipun ekspor tercatat relatif baik. Dengan tidak lagi memproduksi beberapa produk seperti Lays, Doritos, dan Cheetos, Putu melihat ICBP sudah meluncurkan produk baru seperti Chitato Lite, Maxicorn, dan Chiki Twist. “Kami percaya strategi ICBP untuk mengembangkan produk -produk ini dapat membantu mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar di industri makanan ringan,” jelas Putu dalam risetnya yang dirilis 14 September 2021. Sementara itu, Analis RHB Sekuritas Michael Wilson memproyeksikan ICBP akan berkinerja baik di tahun ini, karena ditopang oleh performa Pinehill yang pertumbuhan penjualannya sangat positif. Selain itu, performa mie instan juga diprediksi akan menopang kinerja ICBP. Putu memandang, penjualan ICBP di tahun ini akan mencapai Rp 56,69 triliun atau naik 21,56%, dari Rp 46,64 triliun di tahun lalu. Sementara laba bersih diprediksi akan mencapai Rp 6,77 triliun atau naik 2,9% dari Rp 6,58 di tahun lalu.
Baca Juga: Rambah bisnis nikel, analis kompak rekomendasikan beli saham Harum Energy (HRUM) Putu juga melihat, kalau secara keseluruhan angka masih tertahan oleh lambatnya pemulihan daya beli di sektor konsumen. Akan tetapi, Ia merekomendasikan beli ICBP dengan target harga Rp 11.300 per saham, berdasarkan target P/E 18,5x. Sementara Michael merekomendasikan beli ICBP dengan target harga Rp 11.000 per saham.
Pandangannya ini memiliki risiko dari kondisi ekonomi makro, depresiasi rupiah, dan tren peningkatan biaya bahan baku. Sementara Michael melihat katalis negatif berasal dari pelemahan rupiah terhadap dolar AS dan kenaikan harga bahan baku, seperti tepung.