Kinerja kuartalan Aneka Tambang (ANTM) membaik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membaik. Emiten pelat merah ini mencatat penjualan Rp 8,81 triliun kuartal ketiga lalu.

Pencapaian tersebut lompat 119% dibanding kuartal sebelumya, Rp 4,02 triliun. Secara akumulatif penjualan ANTM periode Januari-September turun 26% secara tahunan menjadi Rp 18,04 triliun.

Penjualan emas masih menjadi kontributor utama penjualan, yakni sebesar 6,58 triliun atau setara sekitar 75% dari penjualan konsolidasi kuartal ketiga. Angka penjualan emas ini juga naik 170% dibanding kuartal kedua Rp 2,43 triliun. "Kenaikan tersebut sejalan dengan peningkatan volume penjualan emas dan permintaan terutama di pasar domestik," ujar Sekretaris Perusahaan ANTM Kunto Hendrapawoko, Selasa (27/10).


Adapun penjualan emas sepanjang sembilan bulan tahun ini Rp 12,8 triliun, atau setara 72% dari penjualan konsolidasi. Angka ini turun 24% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 17,05 triliun.

Baca Juga: Dikabarkan bakal tambah saham di Weda Bay, begini tanggapan ANTM

Meski masih menjadi kontributor utama, sebagian besar penjualan emas ANTM bukan berasal dari tambang perusahaan. Dari penjualan Rp 12,8 triliun tersebut, sebesar Rp 11,97 triliun merupakan beban pokok pembelian logam mulia.

Jika dirinci lebih lanjut, ANTM mencatat volume penjualan emas 6.967 kilogram (kg) ton kuartal ketiga kemarin. Volume ini melesat 147% dibanding kuartal kedua yang sebesar 2.818 kg.

Secara akumulatif, capaian volume penjualan ANTM selama sembilan bulan tahun ini mencapai 14.882 kg. Dari sisi produksi, hanya sebesar 1.280 kg yang berasal dari tambang Pongkor dan Cibaliung. Adapun volume produksi emas dari tambang tersebut sebesar 430 kg, naik 6% dibanding kuartal sebelumnya, 404 kg.

Baca Juga: Harga emas Antam hari ini stagnan di Rp 1.007.000 per gram, Selasa (27/10)

Segmen penjualan feronikel menjadi kontributor terbesar kedua setelah emas, yakni Rp 3,26 triliun atau setara 18% dari penjualan konsolidasi hingga kuartal ketiga. Meski belum sebesar segmen penjualan emas, namun segmen feronikel ANTM lebih efisien.

Biaya tunai produksi atawa cash cost segmen ini untuk periode Januari-September hanya US$ 3,34 per pon nikel. Nilai ini turun 15% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, US$ 3,95 per pon. "Posisi tersebut memperkuat posisi kami sebagai salah satu produsen feronikel global berbiaya rendah," tandas Kunto.

Hal tersebut turut membantu ANTM mencatat laba bersih Rp 750,95 miliar kuartal ketiga kemarin, melesat 105% dibanding kuartal sebelumnya.

Adapun perolehan laba bersih secara akumulatif sejak Januari hingga September mencapai Rp 835,77 miliar, naik 30% dibanding periode yang sama tahun lalu, Rp 641,51 miliar.

Baca Juga: Banyak sentimen positif, saham pertambangan logam masih menarik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati