KONTAN.CO.ID - PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) mencatatkan pertumbuhan yang signifikan di kuartal I-2024. Pendapatan MARK naik 63% year on year (YoY) menjadi Rp 212 miliar dari sebelumnya Rp 130 miliar pada kuartal I-2023. Tak hanya pendapatan, realisasi laba bersih tumbuh hingga triple-digits di angka 137% secara YoY menjadi Rp 72 miliar dari sebelumnya Rp 31 miliar pada kuartal I-2023. Permintaan dan supply cetakan sarung tangan di tahun ini sudah memasuki periode normalisasi terlepas akan tingginya permintaan di masa pendemi, bahkan laba perusahaan di kuartal pertama ini lebih tinggi jika membandingkan laba perseoran di awal pandemi Q1 2021 sebesar Rp 69 Milyar. Dalam keterangan yang diterima KONTAN, perusahaan menorehkan margin laba kotor juga meningkat sebesar 54% menjadi Rp 114 miliar dari margin laba kotor tahun lalu 45% atau sebesar Rp 59 miliar. Margin laba bersih juga meningkat dari tahun sebelumnya 24% sebesar Rp 30 miliar tahun ini naik menjadi Rp 72 miliar atau sebesar 34%. Peningkatan margin ini diakibatkan efek “economic of scale” di mana biaya produksi per unit barang menurun seiring dengan meningkatnya jumlah produksi.
Kinerja Laba MARK Kuartal Pertama I-2024 Naik 137%
KONTAN.CO.ID - PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) mencatatkan pertumbuhan yang signifikan di kuartal I-2024. Pendapatan MARK naik 63% year on year (YoY) menjadi Rp 212 miliar dari sebelumnya Rp 130 miliar pada kuartal I-2023. Tak hanya pendapatan, realisasi laba bersih tumbuh hingga triple-digits di angka 137% secara YoY menjadi Rp 72 miliar dari sebelumnya Rp 31 miliar pada kuartal I-2023. Permintaan dan supply cetakan sarung tangan di tahun ini sudah memasuki periode normalisasi terlepas akan tingginya permintaan di masa pendemi, bahkan laba perusahaan di kuartal pertama ini lebih tinggi jika membandingkan laba perseoran di awal pandemi Q1 2021 sebesar Rp 69 Milyar. Dalam keterangan yang diterima KONTAN, perusahaan menorehkan margin laba kotor juga meningkat sebesar 54% menjadi Rp 114 miliar dari margin laba kotor tahun lalu 45% atau sebesar Rp 59 miliar. Margin laba bersih juga meningkat dari tahun sebelumnya 24% sebesar Rp 30 miliar tahun ini naik menjadi Rp 72 miliar atau sebesar 34%. Peningkatan margin ini diakibatkan efek “economic of scale” di mana biaya produksi per unit barang menurun seiring dengan meningkatnya jumlah produksi.