KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Link Net Tbk (LINK) mengalami penurunan di sembilan bulan pertama 2022. Laporan keuangan interim perusahaan yang terbit baru-baru ini menunjukkan, LINK membukukan pendapatan Rp 3,19 triliun di Januari-September 2022, turun 1,59% dibanding realisasi pendapatan Januari-September 2021 yang mencapai Rp 3,24 triliun. Hal tersebut dipicu oleh pendapatan dari lini usaha televisi kabel yang susut 5,27% secara tahunan alias year-on-year (YoY) dari semula Rp 1,55 triliun di Januari-September 2021 menjadi Rp 1,47 triliun di Januari-September 2022. Jumlah tersebut setara 46,13% dari total pendapatan konsolidasi LINK di Januari-September 2022. Pendapatan LINK di lini usaha lainnya, yakni broadband internet dan jaringan serta lini usaha lain-lain kompak naik.
Seturut pendapatan yang menurun, beban pokok pendapatan LINK turun 10,01% YoY menjadi Rp 595,13 miliar di Januari-September 2022. Sebelumnya, beban pokok pendapatan LINK berjumlah Rp 661,38 miliar di Januari-September 2021. Baca Juga: RMK Energy (RMKE) Bidik Penjualan 3 Juta Ton Batubara pada Tahun Depan Meski begitu, pengeluaran LINK di sejumlah pos beban lainnya mengalami kenaikan. Beban penjualan LINK misalnya, tercatat naik 27,83% menjadi Rp 309,00 miliar di Januari-September 2022. Sebelumnya, beban penjualan LINK hanya mencapai Rp 241,72 miliar di Januari-September 2021. Berikutnya, beban umum dan administrasi LINK juga naik 30,74% YoY menjadi Rp 641,64 miliar di Januari-September 2022. Sebelumnya, beban umum dan administrasi LINK mencapai Rp 490,74 miliar di Januari-September 2021. Kenaikan pengeluaran juga dijumpai misalnya pada beban penyusutan yang naik 30,49% YoY dari Rp 809,52 miliar di Januari-September 2021 menjadi Rp 1,05 triliun di Januari-September 2022, serta beban keuangan yang naik 48,34% dari Rp 141,50 miliar di Januari-September 2021 menjadi Rp 206,90 miliar di Januari-September 2022.