KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (
BUVA) masih tertekan sepanjang semester pertama tahun ini. BUVA mencatatkan pendapatan sebesar Rp 24,86 miliar atau anjlok 48,02% dari semester I-2020 yang sebesar Rp 47,83 miliar. Semua lini bisnis Bukit Uluwatu mengalami penurunan pada semester I-2021. Pendapatan dari sewa kamar menyumbang Rp 15,28 miliar, pendapatan dari makanan dan minuman berkontribusi Rp 7,27 miliar, spa sebesar Rp 900,32 juta, dan pendapatan lainnya tercatat Rp 1,39 miliar. Seiring dengan itu, beban pokok pendapatan juga turun 43,79% menjadi Rp 13,27 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 23,61 miliar. BUVA mencatat laba bruto sebesar Rp 11,59 miliar atau 52,21% lebih kecil ketimbang laba bruto pada semester pertama tahun lalu Rp 24,25 miliar.
Sementara itu, BUVA berhasil menekan beban penjualan dari Rp 7 miliar menjadi Rp 2,53 miliar pada semester pertama tahun ini. Beban umum dan administrasi juga menyusut 18,22% menjadi Rp 38,14 miliar dari sebelumnya Rp 46,64 miliar. Selain itu, BUVA juga mengalami penurunan dari pendapatan operasional lain dari Rp 2,66 miliar menjadi Rp 1,38 miliar pada akhir Juni 2021.
Baca Juga: Pendapatan turun 72,91%, kerugian bersih Bukit Uluwatu Villa (BUVA) justru mengecil Dengan demikian, BUVA mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 53,39 miliar atau lebih kecil dari rugi bersih pada semester 1-2020 sebanyak Rp 64,89 miliar. Sekretaris Perusahaan BUVA Benita Sofia mengatakan, pada tahun lalu pandemi Covid-19 belum berdampak pada seluruh kinerja semester pertama. Sementara itu, pada tahun ini kinerja BUVA terdampak dari Januari sampai dengan Juni. “Mobilitas masyarakat sangat dikurangi, penerbangan ke Bali belum diizinkan. Akibatnya pariwisata di Bali lumpuh samasekali, jauh menurun dibandingkan tahun lalu yang masih ada 3 bulan di awal tahun yang normal,” terangnya pada Kontan.co.id, Senin (13/9).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari