Kinerja Melesat, Dividen Jumbo Indo Tambangraya (ITMG) Menanti di Depan Mata



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) bisa masuk dalam pantauan dividend hunter, seiring dengan potensi yield dividend yang tinggi.

Terlepas dari estimasi kinerja keuanganITMG yang melandai tahun ini, analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan menilai, ITMG tetap atraktif selama musim pembagian dividen. 

Emiten pertambangan batubara ini dijadwalkan akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada akhir Maret. 


Baca Juga: Raup Keuntungan Jumbo di 2022, Emiten Batubara Bidik Kenaikan Produksi pada 2023

Hasan berekspektasi, ITMG dapat membagikan dividen pada awal April 2023.

Dengan perkiraan rasio pembayaran konservatif yang hanya 50% dari laba bersih, Hasan menilai ITMG dapat memberikan yield dividend akhir sekitar 10%. 

“Tahun lalu, ITMG memberikan pembayaran dividen sebesar 70%. Jika kami menggunakan besaran pembayaran dividen yang sama seperti tahun lalu, yield dividend ITMG akan menjadi sekitar 18%,” kata Hasan, Senin (6/3).

BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan buy saham ITMG dengan target harga Rp 45.000.

Sebagai gambaran, ITMG mencetak laba bersih senilai US$ 1,2 miliar sepanjang 2022. Jumlah ini melesat 152,34% dari realisasi laba bersih yang dicetak tahun 2021 yang hanya US$ 475,57 juta.

Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan Indo Tambangraya. Emiten tambang batubara ini membukukan pendapatan senilai US$ 3,63 miliar, naik 75,14% dari pendapatan di tahun 2021 yang hanya US$ 2,07 miliar.

Baca Juga: Tahun Ini, Indo Tambangraya (ITMG) Pasang Target Penjualan 22,2 Juta Ton Batubara

Tahun ini, ITMG menargetkan total produksi sekitar 16,6 juta ton sampai  17 juta ton, sama dengan capaian tahun lalu sebesar 16,6 juta ton. 

Dari sisi penjualan, ITMG menargetkan volume penjualan yang sedikit lebih tinggi, yakni 21,5 juta ton sampai  22 juta ton. 

Estimasi ini masih sejalan dengan angka estimasi produksi yang dipasang BRI Danareksa Sekuritas, yakni di angka 22 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi