Kinerja membaik, begini rekomendasi saham Bank Central Asia (BBCA)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan laba Rp 20 triliun sampai kuartal III-2020, menurun 4,2% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sepanjang sembilan bulan 2020, laba sebelum pencadangan BCA tercatat Rp 33,80 triliun dengan pertumbuhan 13,5% (yoy). Bank dengan kode saham BBCA ini memupuk pencadangan hingga Rp 9,12 triliun atau meningkat hingga 160,6% (yoy).

Kendati demikian, kinerja BBCA mulai membaik secara kuartalan. Laba BCA tumbuh signifikan 37,8% secara kuartalan menjadi Rp 7,79 triliun sepanjang kuartal III-2020. Sementara pada kuartal II-2020 laba bersih emiten dengan nilai kapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini senilai Rp 5,65 triliun, dan Rp 6,58 triliun pada kuartal I-2020.

Sementara pendapatan bunga bersih juga meningkat 9,0% (yoy) menjadi Rp 40,8 triliun. Selanjutnya pendapatan selain bunga tumbuh 3,0% (yoy) menjadi Rp 15,1 triliun.


Dari fungsi intermediasi, kredit BCA belum mampu terkerek, dengan penurunan 0,6% (yoy) menjadi Rp 581,9 triliun. Bila diperinci, segmen korporasi jadi satu-satunya segmen yang masih tumbuh positif 8,6% (yoy). Sedangkan segmen lain tercatat masih negatif, komersial dan SME turun 4,9% (yoy), konsumer turun 9,4% (yoy).

Baca Juga: Kronologi nasabah gugat BCA karena deposito hangus

Dalam risetnya, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Lee Young Jun menambahkan, pendapatan BBCA pada kuartal III-2020 mencapai 94,3% dari estimasinya dan mencapai 88,1% dari estimasi konsensus.

Adapun pertumbuhan pinjaman masih datar di 0,2% yoy atau menyusut 2,3% secara kuartalan. Di lain sisi simpanan BBCA bertumbuh 2,5% salah satunya didorong pertumbuhan dana giro dan tabungan (CASA) dengan rasio 76,4%. Menurut dia, perbaikan pertumbuhan kredit akan terlihat pada kuartal terakhir tahun ini.

Selain itu, BBCA juga mampu menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL) seiring dengan manajemen risiko. Pada periode yang sama, BCA mencatat pinjaman yang direstrukturisasi meningkat jadi Rp 79,3 triliun atau sekitar 14% dari total pinjaman dibanding pada kuartal II 2020 yang mencapai 10%. BBCA memprediksi akan ada sekitar 18% hingga 20% dari total pinjaman yang akan direstrukturisasi.

Baca Juga: Susul BRI dan Bank Mandiri, kini aset BCA juga sudah tembus Rp 1.000 triliun

Dia melanjutkan, BBCA pun berhasil menurunkan biaya pendanaan dari 1,54% di semester pertama 2020 menjadi 1,47% pada kuartal III-2020. “Kami yakin likuiditas yang cukup bakal memberikan ruang bagi BBCA untuk mengelola biaya pendanaannya ke depannya,” ungkap Lee dalam riset, Selasa (27/10).

Walaupun pendapatan BBCA lebih rendah dari perkiraannya, BBCA berhasil menunjukkan pemulihan terbaik ketimbang yang lain pada kuartal III-2020 ini. Lee Young Jun mempertahankan rekomendasi beli saham BBCA dengan target harga Rp 35.500. Pada Selasa (27/10) pukul 13.45 WIB harga saham BBCA turun 0,17% ke Rp 29.025 per saham.

Baca Juga: Laba Sembilan Bulan BCA dan Bank Mandiri Masih Turun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati