KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk berhasil membukukan kinerja yang apik sepanjang kuartal pertama 2021. Emiten dengan kode saham
MEDC ini membukukan pendapatan senilai US$ 300,23 juta, naik 8,58% dari realisasi pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 276,49 juta. Alhasil, MEDC berhasil membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai US$ 5,11 juta. Realisasi ini berbanding terbalik dari kondisi pada kuartal pertama tahun lalu dimana MEDC menanggung kerugian hingga US$ 19,96 juta. Roberto Lorato, CEO Medco Energi merinci, pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA Medco sepanjang tiga bulan pertama 2021 sebesar US$ 159 juta, naik hampir dua kali lipat dari posisi pada kuartal keempat tahun 2020.
Kenaikan ini disokong terutama dari pulihnya harga komoditas. Roberto menjabarkan, realisasi harga minyak sebesar US$ 58,8 per barel, atau 14% lebih tinggi secara tahunan. Sementara harga gas stabil di level US$ 5,7 per
million british thermal units (mmbtu).
Baca Juga: Medco Energi (MEDC) berhasil membukukan laba bersih US$ 5,11 juta pada kuartal I “Saya senang melaporkan hasil kinerja yang membaik dengan laba bersih positif dan EBITDA yang meningkat. Harga komoditas terlihat telah berangsur pulih, namun permintaan gas masih rendah. Kinerja operasional dan keselamatan kerja kami tetap kuat, meskipun pandemi jelas belum berakhir,” terang Roberto dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Minggu (27/6). Di segmen minyak dan gas (migas), MEDC mencatat produksi sebesar 101
milion barrel oil of equivalent per day (mboepd), relatif stabil secara
year-on-year (yoy) meskipun portofolio gas lebih besar. Manajemen MEDC mengatakan, permintaan gas tetap rendah, terutama di wilayah Aceh dan Jawa Timur. MEDC mencatatkan biaya produksi per unit adalah US$ 8,7
per barrel oil of equivalent (boe), yang masih sesuai dengan panduan perusahaan selama setahun penuh. MEDC juga melaporkan,South Natuna Sea Block B mendapatkan perubahan terms keekonomian setelah menyelesaikan pengembangan lapangan minyak Forel yang sedang berlangsung. MEDC juga saat ini tengah menyelesaikan program
acid fracturing pada dua sumur Alur Siwah untuk optimisasi produksi gas masa depan di Aceh.
Baca Juga: IHSG menanjak di awal perdagangan Kamis (24/6) Di segmen energi, Medco Power menghasilkan penjualan sebesar 666
gigawatt hours (GWh), menurun 4% secara tahunan. Penurunan ini terutama karena permintaan listrik yang lebih rendah. Perkembangan
combined cycle power plant (CCPP) 275 megawatt (MW) Riau telah mencapai 97%.
Fase commissioning terus berlanjut dan fasilitas berada sesuai rencana untuk operasi komersial di kuartal empat tahun ini. Pembangunan fasilitas Solar PV sebesar 26 megawatt peak (MWp) di Sumbawa sedang berlangsung dengan operasi komersial diharapkan pada kuartal pertama2022. Sementara itu, aliansi strategis dengan Kansai Electric Power Company yang diteken pada 31 Maret 2021, akan memperkuat daya saing Medco Power pada proyek pembangkit listrik tenaga gas di masa datang. Di segmen pertambangan mineral, anak usaha MEDC yakni PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) telah memproduksi 48 juta pond (Mlbs) tembaga dan 34 kilo oz (Koz) emas dengan terus mengakses bijih dari fase 7.
Baca Juga: SKK Migas kembali jalin kemitraan strategis dengan Garuda Indonesia Di sisi lain, pengembangan Fase 8 sedang berlangsung dan AMNT memperoleh perpanjangan satu tahun izin ekspor untuk 579.444 wet metric ton . Penyelesaian proyek
smelter telah mencapai
progress 27% per Januari 2021.
“Kami telah menghasilkan kinerja awal yang positif di 2021 dan Medco Energi akan terus mendukung pemulihan,” terang Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro. Adapun panduan operasional MEDC untuk tahun ini diantaranya yakni produksi minyak & gas ditetapkan sebesar 95 mboepd , penjualan listrik sebesar 3.000 GWh , serta biaya produksi migas per unit di bawah level US$ 10 per boe. Sementara itu, total belanja modal (capex) untuk segmen minyak dan gas sebesar US$ 150 juta dan segmen energi sebesar US$ 65 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli