Kinerja Membaik, Perusahaan Afiliasi KBFG Bakal Borong Saham KB Bank



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. KB Financial Group (KBFG) disebut akan memberikan dukungannya terhadap pertumbuhan bisnis PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP)  atau KB Bank di Indonesia. Salah satunya melalui pembelian saham BBKP oleh jajaran direksi dan C-level afiliasi bisnis KBFG. Alasan dibalik pembelian saham BBKP disebut karena optimisme terhadap potensi kinerja KB Bank di Indonesia.

Tak hanya jajaran direksi dan C-level, para pegawai dari afiliasi bisnis KBFG di Korea Selatan juga akan membeli saham BBKP. 

KB Bank beserta perusahaan afiliasinya memang diharapkan dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp 10 triliun per tahun di masa mendatang.


Direktur Utama KB Bank Tom (Wou Yeul) Lee mengatakan, target tersebut diharapkan oleh pengendali sahamnya KB Kookmin Bank dapat diperoleh dari pasar Indonesia pada masa yang akan datang.

Baca Juga: Begini Cara Dapat 1.000 Saham BBKP Pakai RDN KB Bank

KB Financial Group itu pendapatannya Rp 50 triliun per tahun, dimana Rp 20 triliun itu harus berasal dari afiliasi bisnisnya di luar Korea, dan diharapkan Rp 10 triliun dari pasar Indonesia nantinya, " ungkap Tom.

Lebih lanjut, Tom menyebut target tersebut tentu tidak dalam waktu dekat dapat dicapai. Pastinya pengendali saham KB Kookmin Bank akan terus menyokong bisnis KB Bank dan bisnis afiliasinya di Indonesia sampai pasar Indonesia menghasilkan keuntungan Rp 10 triliun.

Adapun cabang KB Bank di beberapa negara seperti Kamboja, telah menyumbang keuntungan bagi KB Kookmin Bank sebesar Rp 3 triliun per tahun. Serta negara-negara lainnya yang juga berinvestasi cukup besar seperti India, Vietnam, Myanmar, Laos, Singapura, hingga UK.

"Jadi KB Group akan terus memberikan sokongannya untuk seluruh afiliasi bisnisnya yang ada di Indonesia sampai bisa mendapatkan keuntungan Rp 10 triliun," ungkap Tom.

Lebih lanjut Tom mengatakan, dibandingkan dengan cabang KB Bank yang ada di berbagai negara lainnya, hanya Indonesia yang memiliki beberapa afiliasi.

Sehingga ke depannya, pasar Indonesia akan dibentuk seperti KB Financial Group yang ada di Korea dengan memiliki berbagai afiliasi bisnis. 

"Kami ingin di Indonesia nantinya memiliki KB Financial Group seperti yang ada di Korea. Jadi bukan hanya bank, tapi juga ada layanan finansial dari afiliasi bisnis yang sudah bergabung saat ini seperti layanan sekuritas, asset management, asuransi, dan lainnya," ungkap Tom.

Sebagai informasi, KB Financial Group memiliki 13 anak perusahaan atau afiliasi bisnis, antara lain KB Kookmin Bank, KB Securities, KB Insurance, KB Kookmin Card, Prudential Life Insurance, KB Asset Management, KB Capital, KB Life Insurance, KB Real Estate Trust, KB Savings Bank, KB Investment, KB Data Systems and KB Credit Information.

Sementara itu di Indonesia layanan finansial dari afiliasinya baru hadir beberapa, yakni segmen KB Securities, KB Insurance, KB Kookmin Card, KB Capital, KB Asset Management, hingga KB Data Systems.

Pada awal Juli lalu, jajaran Direksi KB Bank juga telah melakukan penambahan kepemilikan saham Perseroan sebanyak 11.700.000 lembar. Sehingga kepemilikan saham oleh Direksi bertambah dari 13.590.039 lembar saham atau 0,0072% dari jumlah saham beredar menjadi 25.290.039 lembar saham atau 0,0135% dari jumlah saham beredar.

KB Bank memang telah melakukan sejumlah perbaikan yang signifikan sejak menjadi bagian dari KB Financial Group pada 2020 lalu, seperti melakukan perubahan nama merek dan logo menjadi KB Bank pada Maret 2024 lalu. Wakil Direktur Utama KB Bank, Robby Mondong menyampaikan, langkah rebranding ini bertujuan untuk memperkuat citra sebagai institusi perbankan yang andal, inovatif, dan terpercaya

"Hal itu dijalankan dengan menggabungkan keunggulan “Korea Best” dan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan layanan perbankan bagi nasabah setia dengan lebih baik," kata Robby.

Pada kuartal I 2024, Perseroan berhasil melakukan pengalihan aset berkualitas rendah senilai Rp2,87 triliun melalui skema Asset Backed Securities (ABS). Langkah strategis ini menurunkan rasio kredit berkualitas rendah atau loan at risk (LAR) dari sekitar 40% pada akhir tahun 2023 menjadi kurang dari 35% pada akhir kuartal I 2024, dan terus menurun hingga di bawah 27% pada akhir semester I 2024. Perseroan menargetkan rasio LAR dapat dijaga di sekitar 20% pada akhir tahun 2024.

Sepanjang semester I 2024, Perseroan mencatat pertumbuhan portofolio kredit baru sebesar 48% secara year on year (yoy). Semua itu didorong oleh ekspansi kredit dari segmen UMKM dan ritel yang tumbuh 26% yoy, dengan memanfaatkan dukungan dari segmen korporasi atau wholesale business yang tumbuh 72% yoy termasuk Korean Link Business.

“Pencapaian positif selama semester pertama tahun 2024 ini memberikan modal penting bagi manajemen dan karyawan KB Bank untuk terus mendorong pertumbuhan dan mencapai target Perseroan sesuai dengan rencana bisnis,” kata Robby.

Sesuai rencana bisnis, Perseroan menargetkan mencapai laba operasional sebelum beban pencadangan atau pre-provision operating profit (PPOP) yang positif pada tahun 2024 dan laba bersih pada tahun 2025. Sepanjang semester I 2024, Perseroan telah mencatatkan PPOP kumulatif yang positif pada akhir April 2024 dan terus berlanjut hingga Juni 2024.

Saat ini, Perseroan tengah menyiapkan laporan keuangan tengah tahunan yang diaudit sebagai upaya strategis untuk merencanakan langkah-langkah pertumbuhan ke depan. 

“Kami optimistis dengan terus membaiknya fundamental KB Bank, Perseroan dapat mencapai pertumbuhan positif pada akhir tahun 2024 dan melakukan turnaround pada tahun 2025,” tutup Robby

Investment Consultant PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Reza Priyambada menilai, memang adanya komitmen dari manajemen untuk perbaikan ke depannya yang tentu akan berimbas positif pada peningkatan kinerja dari BBKP.

"Untuk prospek kinerja kedapan, balik lagi tergantung dukungan dari para pemegang saham dan strategi kebijakan manajemen untuk dapat meningkatkan performa nya yang tentunya akan lebih prospektif ke depannya," ujar Reza.

Menurut Reza, untuk saat ini BBKP memang sedang dalam masa pemulihan kinerja. Jadi kalau pun ada rasio-rasio yang kurang maka masih wajar dan hal tersebut dapat dibenahi dengan strategi kebijakan dari manajemen.

Sementara Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Fajar Dwi Alfian mengatakan, saat ini kondisi fundamental BBKP masih sama dibandingkan beberapa kuartal terakhir, dimana NPL masih tercatat tinggi dan profitabilitas yang masih rendah, namun di sisi lain rasio permodalan relatif lebih baik dibandingkan beberapa waktu lalu.

"Kalau ditanya apa bisnis KB Bank kedepan bakal prospektif? kami masih perlu meilihat rilis laporan kinerja di kuartal kedua mendatang, terutama dari sisi profitabilitas dan perbaikan pada kualitas aset yang tercermin dari angka NPL," ujar Fajar.

Menurutnya, rasio-rasio fundamental BBKP memang masih rendah seperti profitabilitas, sementara rasio kredit bermasalah tinggi dan likuiditas yang masih ketat.

Baca Juga: Harap Tenang, Risiko Kredit Sudah Berkurang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati