KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) terus melanjutkan pergerakan positif sejak pekan lalu. Pada perdagangan Senin (8/5), ARTO ditutup menguat 2,7% ke level Rp 2.240. Berdasarkan data RTI, total volume transaksi saham ARTO selama perdagangan mencapai Rp 19,76 miliar dengan jumlah saham berpindah tangan mencapai 44,4 juta lembar. Dalam sepekan terakhir, saham ARTO tercatat telah naik 8,2%. Saham ARTO telah bergerak positif sejak pekan lalu. Pada perdagangan Jumat (5/5), di saat indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi nyaris 1%, ARTO mampu menguat 1,87%.
Analis menilai penguatan saham Jago selama sepekan terakhir dipicu tiga faktor. Pertama, market mengapresiasi kinerja kuartal I-2023 yang menunjukkan perseroan masih ekspansif dengan pertumbuhan berkualitas. Analis MNC Sekuritas, Tirta Widhi Gilang Citradi mengatakan hal itu tercermin dari pertumbuhan kredit 76% secara tahunan menjadi Rp 10,8 triliun dan rasio kredit bermasalah 1,5%. Hal penting lagi, kata dia, kemampuan Jago menggalang dana pihak ketiga dengan kenaikan 2x lipat atau 120% dari Rp 4,2 triliun pada kuartal I-2022 menjadi Rp 9,3 triliun pada kuartal I-2023 (yoy). Dari jumlah tersebut sebanyak 64% berupa dana murah (current account saving account/CASA). “Strategi memperbanyak porsi dana murah di saat bunga simpanan terkerek kenaikan bunga acuan menunjukkan bahwa Jago akan lebih ekspansif tetapi dengan biaya dana yang lebih terukur. Hal ini menunjukkan manajemen tetap pada fokus utamanya untuk bertumbuh secara berkualitas,” kata Tirta dalam keterangan resminya, Senin (8/5). Kedua, lanjut dia, pergerakan harga saham Jago juga dipengaruhi oleh kinerja PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kuartal I-2023. Kinerja perusahaan teknologi ini juga menunjukkan perbaikan signifikan, terutama pada unit GOTO FInansial yang beririsan langsung dengan bisnis model Bank Jago. Unit bisnis keuangan GOTO ini berhasil menyalurkan pembiayaan konsumen lebih dari Rp 800 miliar pada kuartal I melalui produk paylater.
Menurutnya, pembiayaan ini membawa prospek positif bagi Jago selaku sumber funding. Apalagi, ke depan, bisnis buy now paylater (BNPL) menjadi motor pertumbuhan GOTO dalam mengakselerasi profitabilitas. Baru-baru ini, manajemen Jago memaparkan kisi kisi rencana kolaborasi dua aplikasi yang bakal mengubah lanskap bisnis bank digital sekaligus membawa inklusi finansial ke level baru. Meski manajemen menolak menyebutkan nama calon mitra, tetapi rumor di kalangan pelaku pasar meyakini bahwa inovasi baru ini masih berkaitan dengan ekosistem GOTO. “Tunggu tanggal mainnya saja, pasti akan kami sampaikan pada waktunya. Saya cuma bisa bilang, kolaborasi ini akan memberikan dampak signifikan,” kata Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar. Faktor ketiga, saham Bank Jago sudah terkoreksi dalam, baik sejak awal tahun maupun sejak tahun lalu. Seperti saham bank digital dan tech companies lainnya, Bank Jago terkena sentimen negatif tech winter yang mengubah persepsi investor terhadap growth stocks. Secara teknikal, saham ARTO berkali kali menyentuh harga di bawah Rp 2.000, tetapi selalu berhasil bergerak baik. "Investor jangka pendek melihat momentum ini untuk mengail cuan, sedangkan investor jangka panjang melakukan akumulasi karena melihat harga saham saat ini secara relatif murah,” pungkas Tirta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dina Hutauruk