JAKARTA. Kinerja menteri-menteri Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo di bidang ekonomi selama enam bulan terakhir ini dinilai masih sebatas wacana, tanpa ada hasil yang nyata di masyarakat. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia, Anton Supit mengungkapkan bahwa sektor retail yang paling merasakan dampak dari kondisi perekonomian Indonesia yang sedang menurun. Ia menjelaskan kondisi ekonomi yang tidak baik ini disebabkan pengaruh dari luar dan dalam negeri. "Secara objektifnya, saya kira kondisi ekonomi saat ini sedang menurun, baik karena masalah dari luar atau dalam negeri. Dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya 6% saja, sektor retail yang paling berat dampaknya," ujar Anton ketika dihubungi KONTAN, Rabu (29/4).
Menurutnya, saat ini daya beli masyarakat tidak sekuat yang dulu. Menteri-menteri Jokowi di bidang ekonomi juga tidak dapat melakukan langkah konkret untuk membantu meningkat daya beli masyarakat. Meskipun, Presiden Jokowi menekankan agar nilai investasi di Indonesia meningkat pesat, namun nyatanya lapangan kerja di Indonesia sangat sedikit. Anton pun memberi contoh penanaman modal asing di Tiongkok dalam bentuk manifesting sangat berkembang. Berbeda dengan Indonesia yang memiliki target nilai investasi tinggi namun manifestingnya tidak dapat menampung angkatan kerja dalam yang banyak. Sehingga daya beli masyarakat menjadi lemah. Alih-alih memperbaiki kondisi ekonomi domestik yang sedang menurun, pemerintah lebih memilih untuk menaikkan nilai target pajak. Anton pun berpendapat, untuk memperbaiki sedikit demi sedikit kondisi ekonomi Indonesia, pemerintah dapat fokus mengembangkan komoditas tertentu, seperti di bidang elektronik. Saat ini, banyak pabrikan elektronik yang mulai mengalihkan pabrik produksinya keluar dari Tiongkok dengan nilai sekitar US$ 300 miliar.